Krisis Berlarut Bakal Lama, Anis Matta: Sistem Global Bakal Mengikuti Model 'Ibadah Haji'

- 27 Juli 2021, 19:45 WIB
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta.
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta. /Instagram.com/@anismatta_

Pedoman Tangerang - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, bahwa krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 akan berlangsung lebih lama dari yang diduga sebelumnya.

Pandemi ini tidak akan segera berakhir dalam waktu dekat, dan dunia akan terus dilanda krisis berlarut berkepanjangan.

"Krisis akan berlangsung lama dan lebih lama dari yang kita duga. Krisis yang terjadi ini sedang melakukan pencarian suatu model sosial dari masyarakat global," kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu 25 Juli 2021.

Menurut Anis Matta, model sosial masyarakat ala Barat dan China saat ini tidak bisa menyelesaikan krisis berlarut dan persoalan besar yang dihadapi manusia sekarang.

Sehingga diperlukan penggabungan dua model tersebut, menjadi model sosial masyarakat Islam yang multikultur. Dimana model tersebut, bisa dilihat dari keseluruhan perjalanan ibadah haji, yang puncaknya pada Hari Arafah dan Kurban.

"Arafah adalah miniatur dari Padang Mahsyar. Semua warna kulit ada, tapi pakaiannya sama. Bahkan ketika tawaf juga semua orang bebas masuk, tapi tidak ada terjadi gesekan. Inilah model sosial yang akan dibangun islam, maknanya adalah masyarakat global bersifat multikultur dan multi etnis dengan persamaan kebebasan yang sama," katanya.

Sedangkan Hari Kurban atau Idul Adha adalah hari pengorbanan sebagai bentuk kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT seperti yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS dengan mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS untuk disembelih dan diganti oleh ALLAH SWT dengan seekor domba.

"Pengorbanan itu maknanya semangat berbagi, karena yang kita lawan sebenarnya adalah egoisme dan keserakahan. Pengorbanan menguatkan satu bangunan dari model sistem sosial yang ingin dibangun oleh Islam," katanya.

Karena itu, ia berpandangan bahwa konsep masyarakat global mendatang pada dasarnya adalah tentang kebebasan, kesetaraan dan kebersamaan yang simbol-simbolnya tergambar dalam ibadah haji.

Artinya, masyarakatnya ke depan harus sejahtera semua, dimana kemakmurannya harus bersifat kolektif, disamping diberikan kebebasan dalam berdemokrasi. Namun, jika hanya kebebasan demokrasi atau kemakmuran kolektif saja, masyarakatnya juga tidak akan bisa bertahan.

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah