Pedoman Tangerang - Para pemimpin Libanon menyetujui kompromi jangka pendek untuk mempertahankan subsidi bahan bakar, kata kantor kepresidenan dan perdana menteri.
Beberapa pengaman menilai, ini adalah sebuah langkah yang akan memicu lebih banyak kenaikan harga di Lebanon.
Awal bulan ini, bank sentral mengatakan tidak dapat lagi mendukung impor bahan bakar dengan nilai tukar preferensial, yang dilihat banyak orang sebagai penghentian subsidi secara de facto.
Baca Juga: Catat, Bapenda Provinsi Banten Beri Keringanan Pajak Kendaraan Sampai Akhir Tahun
Kepanikan yang meluas terjadi. distributor mengurangi pengiriman sampai harga baru diumumkan dan pengendara yang putus asa membentuk antrian panjang di luar pompa bensin.
Pada saat pasokan listrik negara hampir tidak ada, bahan bakar minyak untuk menjalankan generator cadangan untuk pembangkit listrik rumah, bisnis dan bahkan rumah sakit juga kekurangan pasokan.
Pada Sabtu malam, 21 Agustus 2021, kepresidenan mengumumkan persetujuan atas "permintaan Bank Nasional Lebanon untuk membuka rekening sementara demi menutupi subsidi mendesak dan luar biasa untuk bahan bakar."
Baca Juga: Memori 26 Agustus: Meletusnya Gunung Krakatau Tahun 1883
Sampai dengan $225 juta akan disisihkan untuk mensubsidi impor gas, bahan bakar minyak dan gas untuk memasak hingga akhir September, katanya.