Pedoman Tangerang - Perdagangan budak di Afrika secara resmi dihapuskan oleh pemerintah kolonial Mali pada tahun 1905.
Tapi bentuk perbudakan yang “berbasis keturunan” terus berlanjut hingga hari ini.
Dengan kata lain seseorang yang sejak nenek moyang mereka sudah menjadi budak, maka mereka tetap menjadi budak untuk keluarga elit pemilik budak.
Baca Juga: Selain Kace, Salman Rushdie dan Novel Ayat-ayat Setan Pernah Bikin Gempar Indonesia
Praktik ini paling lazim terjadi di kalangan komunitas Tuareg dan Fulani nomaden Mali di Mali Tengah dan Mali Utara ,
Praktik perbudakan juga masih terdapat di negara-negara Afrika tengah lainnya, termasuk Niger, Mauritania, Chad, Sudan, dan Senegal.
Pada tahun 2020 empat aktivis yang berkampanye menentang praktik perbudakan tersebut dibunuh di Kayes, Mali barat, oleh keluarga elit.
Baca Juga: Menyambut 1 Abad Taman Siswa, Gus Hilmy: Konsep Taman Siswa masih Relevan
Kematian empat aktivis Anti budak ini menyebabkan demonstrasi besar-besaran di Mali.