Pedoman Tangerang - Ribuan keluarga kelas menengah Lebanon telah pindah ke luar negeri sejak ledakan 4 Agustus 2020 yang mengguncang kota Beirut.
Beberapa dari mereka yang meninggalkan kota, terutama mereka yang tumbuh selama perang saudara 1975-1990, menginginkan kualitas hidup dan keamanan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
Tetapi tidak semua orang memiliki kemewahan untuk pergi.
Baca Juga: PM Israel: Kami Bisa Bertindak Sendiri Hadapi Iran
“Tidak ada lagi kelas menengah di Beirut,” katanya. “Mereka yang memiliki sarana untuk pergi telah pergi, yang lain akan segera pergi … kelas menengah yang tertinggal adalah les nouveaux pauvres (orang miskin baru). ” jelas Hala Dagrouge dikutip Pedoman Tangerang dari Frace24.com pada Rabu, 4 Agustus 2021.
Hala Dahrouge, 42, terbiasa mendengar tentang orang-orang Lebanon “berpendidikan tinggi” yang kelaparan.
Cerita tentang orang-orang yang hidup tanpa listrik, para ibu yang tidak bisa memberi makan anak-anak mereka selama seminggu penuh dan orang-orang yang diusir dari rumah mereka karena tidak dapat membayar sewa memenuhi feed Facebook-nya sepanjang hari.
Baca Juga: PKS Nilai Pemerintah Kurang Hargai Kemampuan Ahli Vaksin Indonesia
"Mengerikan, mengerikan apa yang terjadi," katanya, menyesalkan "kurangnya obat-obatan - kurangnya segalanya," terangnya.