Krisis Lebanon: BBM Langka, Tak Ada Listrik, dan Harga Makanan Selangit

26 Agustus 2021, 09:43 WIB
Lebanon dilanda krisis ekonomi. /Reuters

Pedoman Tangerang - Para pemimpin Libanon menyetujui kompromi jangka pendek untuk mempertahankan subsidi bahan bakar, kata kantor kepresidenan dan perdana menteri.

Beberapa pengaman menilai, ini adalah sebuah langkah yang akan memicu lebih banyak kenaikan harga di Lebanon. 

Awal bulan ini, bank sentral mengatakan tidak dapat lagi mendukung impor bahan bakar dengan nilai tukar preferensial, yang dilihat banyak orang sebagai penghentian subsidi secara de facto.

Baca Juga: Catat, Bapenda Provinsi Banten Beri Keringanan Pajak Kendaraan Sampai Akhir Tahun

Kepanikan yang meluas terjadi. distributor mengurangi pengiriman sampai harga baru diumumkan dan pengendara yang putus asa membentuk antrian panjang di luar pompa bensin. 

Pada saat pasokan listrik negara hampir tidak ada, bahan bakar minyak untuk menjalankan generator cadangan untuk pembangkit listrik rumah, bisnis dan bahkan rumah sakit juga kekurangan pasokan. 

Pada Sabtu malam, 21 Agustus 2021, kepresidenan mengumumkan persetujuan atas "permintaan Bank Nasional Lebanon untuk membuka rekening sementara demi menutupi subsidi mendesak dan luar biasa untuk bahan bakar." 

Baca Juga: Memori 26 Agustus: Meletusnya Gunung Krakatau Tahun 1883

Sampai dengan $225 juta akan disisihkan untuk mensubsidi impor gas, bahan bakar minyak dan gas untuk memasak hingga akhir September, katanya. 

Kompromi dicapai pada pertemuan yang dihadiri oleh presiden, kepala bank sentral dan perdana menteri sementara, serta menteri keuangan dan energi yang akan keluar. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karir 26 Agustus 2021: Leo Kecewa, Virgo dapat Hasil Memuaskan

Mata uang Lebanon, pound Lebanon, secara resmi dipatok pada 1.507 terhadap dolar AS, tetapi telah kehilangan lebih dari 90% nilainya di pasar gelap. 

Bank sentral sebelumnya memberi importir bahan bakar dolar dengan nilai tukar antara 3.900 pound per dolar, dan harga bahan bakar ditetapkan oleh kementerian energi berdasarkan nilai ini. 

Bank Nasional Lebanon sekarang akan memastikan kementerian dapat menetapkan harga berdasarkan nilai tukar 8.000 pound terhadap dolar, kata kantor kepresidenan dan perdana menteri, menandakan kenaikan baru dalam harga bensin dan bahan bakar minyak. 

Baca Juga: Waduh! Asteroid Raksasa akan Melintasi Orbit Bumi Minggu Ini

Pejabat Libanon menyalahkan krisis bahan bakar pada penimbunan yang dilakukan oleh para distributor yang berusaha menjual dengan harga lebih tinggi, serta penyelundupan ke Suriah yang dilanda perang. 

Ekonom Lebanon Nassib Ghobril mengatakan perjanjian itu adalah kompromi yang berusaha untuk memungkinkan importir bahan bakar melepaskan lebih banyak stok dan mengurangi kekurangan. 

"Tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah," kata kepala ekonom di Byblos Bank Group. 

Baca Juga: Khabib Sarankan Ronaldo Segera Keluar Dari Juventus, Ada Apa Nich?

"Solusinya adalah mencabut subsidi sepenuhnya. Itu akan menyebabkan hilangnya antrean panjang di SPBU, dan mencegah penyelundupan," katanya. 

Dalam beberapa hari terakhir, tentara telah memaksa SPBU yang menimbun bensin untuk menjualnya, dan pasukan keamanan telah menindak penyelundupan. 

Keputusan Sabtu itu diambil seminggu setelah ledakan tangki bahan bakar menewaskan lebih dari 30 orang yang menuntut bensin di Lebanon utara. 

Baca Juga: Tur Kamala Harris: Utamakan Singapura, Gagal ke Vietnam dan Campakkan Indonesia

Lebanon terperosok dalam apa yang oleh Bank Dunia digambarkan sebagai salah satu krisis ekonomi terburuk di dunia sejak tahun 1850-an. Lebih dari tiga perempat penduduknya sekarang hidup dalam kemiskinan. 

Badan anak-anak PBB sebelumnya pada hari Sabtu memperingatkan pemadaman listrik juga menghambat akses ke air bersih. 

"Lebih dari empat juta orang di seluruh Lebanon ... menghadapi prospek kekurangan air kritis atau benar-benar terputus dari pasokan air bersih dalam beberapa hari mendatang," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga: Hasil West Bromwich Albion vs Arsenal, Carabao Cup 26 Agustus 2021: The Gunners Menang Telak 0-6 Tanpa Balas

"UNICEF menyerukan pemulihan segera pasokan listrik - satu-satunya solusi untuk menjaga layanan air tetap berjalan." 

Pemerintah mengundurkan diri setahun lalu setelah ledakan besar-besaran di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 214 orang, tetapi tetap dalam kapasitas sementara di tengah kebuntuan mengenai barisan pengganti.***

Editor: R. Adi Surya

Sumber: VOA

Tags

Terkini

Terpopuler