Rizal Ramli Sebut Tingginya Kasus COVID-19 Karena Pemerintah Pelit Sama Rakyat

- 30 Juli 2021, 21:49 WIB
Rizal Ramli merupakan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Kerja.
Rizal Ramli merupakan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Kerja. /Twitter @RamliRizal/

Pedoman Tangerang - Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Indonesia 2015-2016 Rizal Ramli menilai tingginya kasus Covid-19 dan angka kematian di Indonesia akibat virus Corona di Indonesia, salah satunya karena pemerintah dinilai pelit sama rakyatnya. 

Hal itu, kata Rizal Ramli, bisa dilihat dari keengganan pemerintah dalam menerapkan lockdown dan menjalankan UU No.6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, serta pemberian vaksin yang efektifitasnya  sangat rendah.

"Rakyat kita mau nggak divaksin? Kebanyakan mau banget, cuman jangan divaksin yang efektivitasnya sangat rendah, yaitu Sinovac yang hanya 55 %. Artinya, dari 100 yang divaksin, 55 % benar-benar efektif, tapi sisanya 45 % bisa kena lagi," kata Rizal Ramli dalam Gelora Talks dengan tema ‘Pandemi Berlanjut Akankah Memicu Krisis Sosial’ di Jakarta, Rabu 29 Juli 2021.

Baca Juga: Alhamdulillah Interpol Keluarkan Red Notice untuk Tersangka Harun Masiku

Rizal Ramli meminta pemerintah tidak berjudi dengan nasib rakyat Indonesia dengan melanjutkan pemberian vaksin Sinovac. Pemerintah harus memberikan vaksin yang efektifitasnya diatas 97 persen seperti Pfizer, Moderna dan lain-lain. 

"Ini rakyat kita divaksin yang efektifitasnya hanya setengahnya,  itulah masalahnya kenapa banyak yang udah divaksin kena lagi. Jangan dong berjudi dengan nasib rakyat dengan vaksin Sinovac. Jangan pelit sama rakyat, dikasih vaksin kelas Sinovac, mestinya Pfizer, Moderna atau apalah yang efektiftasnya di atas 97," katanya. 

Menurut Rizal, dengan pemberian vaksin yang lebih mahal, dengan target herd immunity (kekebalan komunal), misalnya 180 juta rakyat dikalikan dua kali dosis suntikan menjadi 360 suntikan. Per harinya dilakukan 2 juta suntikan, maka dalam tempo enam bulan targetnya tercapai. 

"Saya ingat ketika Presiden Joe Biden dilantik 15 Januari, pokoknya sebelum hari kemerdekaan Amerika tanggal 4 Juli, Covid-19 tak boleh lagi jadi masalah utama. Terbukti dalam waktu kurang dari 6 bulan, Covid-19 di Amerika relatif bisa dikendalikan," ungkapnya. 

Baca Juga: Panduan Vaksinasi untuk Ibu Hamil Akan Segera Terbit

Rizal Ramli menegaskan, dalam perang melawan Covid-19 ini diperlukan kepemimpinan yang tegas dan berpihak kepada rakyat. Bukan sebaliknya, berubah-ubah kebijakan, namun hasilnya nihil, dimana kasus penularan dan tingkat kematian Covid-19 masih tinggi. 

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah