Diterjang Krisis Politik dan Badai Virus Corona, Pemerintah Myanmar Hadapi Dilema

- 30 Juli 2021, 15:06 WIB
Myanmar diperingatkan akan mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang 'mengerikan' dalam 2 minggu ke depan, menurut Inggris.
Myanmar diperingatkan akan mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang 'mengerikan' dalam 2 minggu ke depan, menurut Inggris. /Reuters/ Stringer//

Pedoman Tangerang - Myanmar benar-benar dalam kondisi kritis, musibah banjir yang parah, demonstrasi, pemberontakan, inflasi, kelaparan, dan kini badai Covid-19 menghantam rakyat Myanmar.

Rezim Junta Militer yang dipimpin oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing kini mendapat dilema besar, ia tak bisa berbuat banyak dalam menghadapi krisis parah di Myanmar.

Penguasa militer Myanmar berusaha mencari kerja sama yang lebih besar dengan komunitas internasional untuk mengatasi virus corona.

Baca Juga: WNI Dilarang Masuk ke Negara Lain, Legislator Demokrat: Otot Diplomasi Harus Diperkuat

Jenderal Senior Min Aung Hlaing akhirnya meminta pertolongan pada dunia internasional sebagai upaya  pencegahan, pengendalian dan pengobatan COVID-19, yang semakin tak bisa dikendalikan oleh pemerintah Myanmar.

Kerja sama dalam penanggulangan Covid-19 diharapkan dengan sesama anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan "negara-negara sahabat", lapor Reuters pada 29 Juli 2021.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, dengan protes reguler dan pertempuran antara tentara dan milisi yang baru dibentuk.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Cenderung Berwatak Egois

Berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada penguasa militer Myanmar atas kudeta dan penindasan terhadap protes pro-demokrasi yang menewaskan ratusan orang.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x