Pedoman Tangerang - Politikus Partai Gerindra sekaligus mantan Wakil Ketua DPR-RI, Fadli Zon, menulis kabar yang mengejutkan di akun pribadi media sosialnya.
Ia mengatakan bahwa sebaiknya pemerintah Indonesia mengibarkan bendera putih tanda menyerah dalam menghadapi wabah.
Ia mengatakan hal ini melalui akun Twitternya. @fadlizon.
Baca Juga: Banyak Mafia Obat Bermain, Gus Muhaimin Desak Polisi dan KPPU Berikan Sanksi
"KIBARKAN BENDERA PUTIH, KITA BUTUH LANGKAH DARURAT DAN BANTUAN INTERNASIONAL ATASI TSUNAMI COVID-19," tulis Fadli Zon pada Kamis, 8 Juli 2021.
Ia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia sudah sedemikian gawat sehingga harus ditangani melalui bantuan internasional.
Baca Juga: Kejam! Pria 52 Tahun Tega Cabuli Balita Karena Lama Duda
Pemerintah juga diminta untuk bersikap realistis menghadapi gelombang tsunami COVID-19 ini, sebab seluruh sumber daya kita baik tenaga kesehatan dan logistik sudah diambang batas kesanggupan.
"Pemerintah kita harus bersikap realistis menghadapi gelombang baru COVID-19. Infrastruktur kesehatan, logistik, serta jumlah tenaga kesehatan kita terbukti sudah berada di ambang batas, sehingga tak akan sanggup lagi menghadapi situasi yang terus memburuk," tulis Fadli Zon.
"Suka atau tidak suka, kita harus segera meminta bantuan dunia internasional, terutama negara-negara yang terbukti sudah berhasil mengatasi pandemi. Ini merupakan persoalan kemanusiaan," sambungnya.
Baca Juga: Arief Poyuono Sebut Ada Menteri yang Ingin Berkhianat, Pengamat: Jangan Dianggap Angin Lalu
Fadli Zon juga menjelaskan bahwa gelombang baru COVID-19 ini bisa menyebabkan pasien hingga 50 ribu per hari.
Tentu saja prediksi ini akan membuat situasi ekonomi dan sosial di Indonesia semakin memburuk.
"Hanya tinggal soal waktu rekor itu akan segera menembus angka 40 ribuan, lalu 50 ribuan, jika kita tak segera mengambil langkah luar biasa," cuitnya.
Baca Juga: Opu Daeng Rasudju, Pahlawan Perempuan yang Dibuat Tuli Tentara Belanda
Diketahui bahwa jumlah pasien COVID-19 pada 7 Juli 2021 bertambah menjadi 34.379 orang dengan jumlah kematian 1.040 orang pada hari itu.***