Pedoman Tangerang - Iran bersedia untuk terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat (AS) jika negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran mencapai tahap lanjut yang membutuhkan dialog semacam itu.
Pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada hari Senin itu datang ketika para pejabat AS telah mendesak negosiasi langsung untuk memulihkan kesepakatan 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
“Laporan yang mengatakan bahwa Iran dan AS secara langsung bernegosiasi satu sama lain adalah tidak benar,” kata Amirabdollahian, dikutip dari Al-Jazeera, Senin 25 Januari 2022.
“Namun, jika kami sampai pada tahap di mana mencapai kesepakatan yang baik dengan jaminan yang kuat memerlukan pembicaraan langsung dengan AS, kami akan mempertimbangkannya," imbuh dia.
Baca Juga: AS: Perjanjian Nuklir Iran Tak Akan Terjadi Tanpa Pembebasan tahanan Kami
Iran sebelumnya mengesampingkan pertemuan langsung dengan AS. Sebaliknya, kedua belah pihak telah bernegosiasi secara tidak langsung di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan, yang melihat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap ekonominya.
Kemudian pada hari Senin, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengulangi seruannya untuk pembicaraan langsung.
"Bertemu secara langsung akan memungkinkan komunikasi yang lebih efisien, yang sangat dibutuhkan untuk segera mencapai pemahaman tentang pengembalian timbal balik ke kepatuhan JCPOA ," kata juru bicara Departemen Luar Negeri kepada kantor berita AFP.
Bulan lalu, Robert Malley, utusan khusus AS untuk Iran, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa diplomat AS bersedia bertemu rekan-rekan Iran mereka kapan saja dan di mana saja.