Pendukung faksi-faksi Syiah yang bersekutu dengan Iran dikerahkan dari berbagai provinsi Irak ke rapat umum di Jadriyah, dekat markas kelompok bersenjata yang kuat.
Mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya memerintahkan serangan yang menewaskan Soleimani di dekat bandara Baghdad bersama dengan letnan Iraknya, Abu Mahdi al-Muhandis, wakil Hashed.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Acara Stasiun Televisi MNCTV 2 Januari 2022
Trump kemudian mengatakan pembunuhan itu terjadi sebagai tanggapan atas gelombang serangan terhadap kepentingan AS di Irak.
Pembunuhan Soleimani –arsitek strategi militer Timur Tengah Iran– dan al-Muhandis mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh wilayah dan memicu kekhawatiran konfrontasi militer langsung antara musuh lama Washington dan Teheran.
Beberapa hari kemudian, parlemen Irak mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang menyerukan pengusiran semua pasukan asing dari Irak.
Iran, yang memiliki pengaruh besar di negara tetangga Irak, memperingatkan akan membalas kematian Soleimani.
Baca Juga: Ivan Gunawan Rayakan HUT ke-40 Bersama Rekan, Namun Tidak ada Baby Miracle
Lima hari setelah pembunuhan itu, Iran menembakkan rudal ke sebuah pangkalan udara di Irak yang menampung pasukan AS dan satu lagi di dekat Erbil di utara.
Sejak itu, lusinan roket dan bom pinggir jalan telah menargetkan situs keamanan, militer, dan diplomatik Barat di seluruh Irak.