Ekonomi Terpuruk, Keluarga di Afghanistan Kembali Mengais Rezeki Lewat Karpet

- 12 Desember 2021, 11:30 WIB
Seorang laki-laki tengah memikul permadani yang dihasilkan dari kegiatan menenun, sebuah tradisi yang berlangsung lama di Afghanistan.
Seorang laki-laki tengah memikul permadani yang dihasilkan dari kegiatan menenun, sebuah tradisi yang berlangsung lama di Afghanistan. /Foto: AFP

Rauf menuturkan, yang baru di antara angkatan kerja penenun karpet adalah perempuan yang tidak bisa bekerja, anak perempuan yang putus sekolah, dan laki-laki yang menganggur.

Di Herat, dekat perbatasan Iran, Haji Abdul Qader sudah mempekerjakan sekitar 150 keluarga untuk bisnis pembuatan karpetnya.

Baca Juga: Eropa Rencanakan Buka Hubungan Diplomatik dengan Pemerintahan Taliban

Tetapi setiap hari, dua atau tiga orang lagi menghubunginya, sangat membutuhkan pekerjaan. Bahkan mereka yang tidak berpengalaman pun bisa menghubungi.

"Tidak ada pekerjaan lain," kata Rauf Haidari.

Kebanggaan

Mereka yang memiliki keterampilan memiliki kesempatan untuk mencari nafkah.

"Seseorang yang tahu cara menenun karpet tidak akan pernah tanpa pekerjaan," kata Muhammad Taghi, yang keluarganya telah bekerja dengan Haji Abdul Qader selama satu dekade.

Taghi dulu menenun ketika dia masih muda, tetapi sekarang pekerjaan itu diserahkan kepada keempat anaknya yang berusia antara 17 dan 24 tahun. Mereka membuat karpet di sebelah kompor di rumah keluarga.

Baca Juga: Taliban Menegaskan Tugas Perempuan Hanya Melahirkan Anak Saja

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah