Ekonomi Terpuruk, Keluarga di Afghanistan Kembali Mengais Rezeki Lewat Karpet

- 12 Desember 2021, 11:30 WIB
Seorang laki-laki tengah memikul permadani yang dihasilkan dari kegiatan menenun, sebuah tradisi yang berlangsung lama di Afghanistan.
Seorang laki-laki tengah memikul permadani yang dihasilkan dari kegiatan menenun, sebuah tradisi yang berlangsung lama di Afghanistan. /Foto: AFP

Mereka membutuhkan waktu 120 hari untuk menyelesaikan empat permadani berukuran dua kali tiga meter yang cocok, di mana keluarga itu akan menghasilkan sekitar US$ 500.

"Saya bangga dengan pekerjaan ini. Kami membuat di negara kami karpet ini yang akan dijual ke seluruh dunia sebagai karpet Afghanistan," kata Muhammad Taghi.

"Saya dapat mengirim anak perempuan dan laki-laki saya ke sekolah dan universitas dengan uang ini," imbuhnya.

Baca Juga: Universitas Kembali Dibuka, Mahasiswa dan Mahasiswi Afghanistan Dibatasi oleh Tirai

Putra bungsunya, Nassim, 17 tahun, yang mulai menenun pada usia 10 tahun, masih bersekolah dan bercita-cita menjadi dokter.

Namun bagi para pedagang karpet, kelebihan pasokan membawa masalah tersendiri. Penarikan bank dibatasi hingga 400 dolar seminggu yang menerima sekitar lima permadani seminggu.

"Saya khawatir saya tidak akan punya cukup uang untuk membayar produsen," kata Haji Abdul Qader.***

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah