PPKM Darurat Diperpanjang atau Tidak 2 Agustus 2021, Guru Besar UI Sebut Target Masih Jauh

- 1 Agustus 2021, 22:15 WIB
PPKM Darurat Diperpanjang atau Tidak 2 Agustus 2021, Guru Besar UI Sebut Target Masih Jauh
PPKM Darurat Diperpanjang atau Tidak 2 Agustus 2021, Guru Besar UI Sebut Target Masih Jauh /Prof Tjandra YA

Pedoman Tangerang - PPKM Darurat atau PPKM Level 4 akan berakhir 2 Agustus 2021 besok. Masyarakat bertanya apakah PPKM Darurat Level 4 diperpanjang atau tidak.

Menjawab pertanyaan tersebut, Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan dua saran kepada pemerintah selaku pemegang keputusan.

"2 Agustus besok akan diputuskan bagi status PPKM yang sekarang sedang berjalan. Penentuannya tentu berdasarkan dua hal yaitu pertama situasi epidemiologi atau penularan di masyarakat daerah itu dan kedua kapasitas respon kesehatan yang ada," katanya melalui pesan singkat kepada awak media Minggu, 1 Agustus 2021.

Baca Juga: Hoaks Corona di Medsos Sulitkan Upaya Bersama Tangani Covid

Eks Direktur WHO Asia Tenggara itu pun menjelaskan dari kedua komponen tersebut ia bersyukur untuk poin kedua ada kemajuan mengenai fasilitas kesehatan kini tidak segenting saat awal diberlakukannya PPKM Darurat pada 3 Juli 2021 silam.

'RS di Jakarta dan kota besar di Jawa tidaklah sepenuh 2 atau 3 minggu yg lalu. Pasien dapat lebih mudah masuk IGD kalau perlu, dan relatif lebih mudah mendapat perawatan di ruang isolasi dan ICU, sesuatu kemajuan yang amat baik dan patut disyukuri," imbuhnya.

Namun untuk poin pertama yang membutuhkan data, Tjandra menyebutkan target pemerintah terkait jumlah kasus, jumlah yang meninggal dan tracing serta vaksinasi masih jauh dari target jika dibandingkan dengan awal pemberlakuan PPKM Darurat 3 Juli 2021.

Baca Juga: Anies Sukses Turunkan Kasus Covid dari 113 Ribu Jadi Hanya 19 Ribu Hari Ini

"Pada 3 Juli 2021 ada 27.913 kasus baru, hari ini 1 Agustus angkanya naik menjadi 30.738. Harus diingat bahwa pernah ada target agar sesuah PPKM angka dapat turun dibawah 10 ribu per hari, jadi masih jauh nampaknya," tambahnya.

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi ini pun juga memaparkan data yang lain diantaranya sebagai berikut.

"Pada 3 Juli 2021 angka kepositifan totalnya adalah 25,2% dan kalau berdasar PCR/TCM adalah 36,7%. Hari ini 1 Agustus angkanya naik menjadi angka kepositifan totalnya adalah 27,3% dan kalau berdasar PCR/TCM adalah 52,8%."

Baca Juga: Hati-Hati! Gangguan Stres Pasca Pandemi Dapat Terjadi

"WHO mengambil angka kepositifan dibawah 5% untuk menyatakan situasi sudah terkendali, sedangkan angka Indonesia masih lima kali lebih besar dari patokan aman 5% itu."

"India sudah berhasil menurunkan ngka kepositifan 10 kali lipat. Dari angka sekitar 22% pada Mei 2021 dimana kasus di India sedang amat tinggi dan menjadi berita utama dunia di di negara kita juga menjadi 2,4% sekarang."

"Pada 3 Juli 2021 jumlah tes adalah 110.983 orang dan 157.227 spesimen. Hari ini 1 Agustus angkanya memang naik menjadi 112.700 orang."

Baca Juga: Terlalu Mahal, Satu Set Tabung Oksigen Mencapai 6,8 Juta

"Pemerintah pernah menargetkan pemeriksaan 400 ribu sehari, yang jelas masih jauh dari tercapai."

"Pada 3 Juli 2021 ada 491 warga kita yang meninggal dunia, hari ini 1 Agustus angkanya naik menjadi 1.604 yang wafat, jadi naik lebih tiga kali lipat,"

Tjandra pun memberikan tujuh saran agar angka-angka tersebut bisa ditekan ke titik terendah.

Baca Juga: Makin Memprihatinkan Ustad Yusuf Mansur Dikabarkan Kesehatannya Memburuk Tangan dan Kaki Membiru, Cek Faktanya

"Ada tujuh cara utama menurunkan angka kematian. Pertama melakukan analisa mendalam tentang sebab kematian dan faktor yang mempengaruhinya, 

kedua menekan penularan di masyarakat dengan pembatasan sosial, 

ketiga meningkatkan tes dan telusur serta ke empat meningkatkan vaksinasi utamanya pada kelompok rentan.

Baca Juga: DPP Hima Kosgoro 1957 Minta Pengadaan Laptop Triliunan Rupiah Ditinjau Ulang, Lukai Perasaan Rakyat

Upaya kelima adalah identifikasi dan pengendalian infeksi akibat varian delta dan varian baru lainnya, 

keenam menangani dengan seksama mereka yang isolasi mandiri serta 

ketujuh adalah pelayanan yang baik dan lengkap di rumah sakit."pungkasnya.***

 

Editor: Rahman Sugidiyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah