Pedoman Tangerang - Ekspor minyak Iran telah meningkat menjadi lebih dari 1 juta barel per hari untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.
Ekspor minyak Iran telah dibatasi sejak mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2018 keluar dari perjanjian nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi yang bertujuan membatasi ekspor minyak serta pendapatan terkait kepada pemerintah Iran.
Dilansir dari Reuters, Jumat (11/2/2022), Iran telah menjaga beberapa ekspor tetap mengalir meskipun ada sanksi karena perantara menemukan cara untuk menyamarkan asal impor. Perusahaan pelacakan kapal tanker mengatakan China adalah tujuan dari sebagian besar pengiriman tersebut.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah membahas impor dengan China tetapi belum menjatuhkan sanksi pada individu dan perusahaan China. Beijing telah mendesak Amerika Serikat untuk mencabut sanksi terhadap Iran, yang ditentang oleh China.
Baca Juga: Lagi-lagi Karena Masalah Pandemi, Film KKN di Desa Penari akan Diundur Lagi
Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dilanjutkan pada hari Selasa. Jika pembicaraan berhasil, Iran dapat memulai kembali penjualan minyak terbuka.
Iran berhasil meningkatkan ekspor pada 2021 meskipun ada sanksi, menurut perkiraan dari konsultan dan analis industri minyak. Ekspor tersebut tetap jauh di bawah 2,5 juta barel per hari (bph) yang dikirim sebelum penerapan kembali sanksi.
Perusahaan konsultan Petro-Logistics, yang melacak aliran minyak, mengatakan ekspor minyak mentah Iran melonjak pada Desember menjadi lebih dari 1 juta barel per hari, level tertinggi dalam hampir tiga tahun, meskipun turun kembali ke sekitar 700.000 barel per hari pada Januari.
"Kami tidak mengharapkan untuk melihat 1 juta barel per hari secara konsisten sampai ada perubahan dalam lanskap politik," kata Kepala Eksekutif Petro-Logistik Daniel Gerber.