Pedoman Tangerang - Presiden Iran Ebrahim Raisi menegaskan kesepakatan nuklir 2015 mungkin akan tercapai jika Amerika Serikat (AS) menghapus sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Republik Islam itu.
"Jika pihak lain menghapus sanksi yang tidak adil, akan ada kemungkinan untuk menghidupkan kembali pakta itu," kata Raisi kepada TV pemerintah Iran, dilansir dari Reuters, Rabu (26/1/2022).
Sejak April, Teheran dan Washington telah mengadakan pembicaraan tidak langsung di Wina untuk mengamankan pakta tersebut, yang dikeluarkan Washington pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Iran.
Para diplomat Barat telah mengindikasikan bahwa mereka berharap untuk memiliki terobosan selama beberapa minggu ke depan, tetapi perbedaan pendapat secara tajam selalu ada. Iran telah menolak tenggat waktu yang diberlakukan oleh kekuatan Barat.
Baca Juga: Iran Pertimbangkan untuk Bicara Langsung dengan AS Soal Kesepakatan Nuklir
Iran sebelumnya mengatakan bersiap untuk mempertimbangkan pembicaraan langsung dengan AS jika merasa bisa mendapatkan kesepakatan yang baik dengan jaminan bahwa Washington tidak akan keluar dari kesepakatan lagi.
"Kami belum melakukan pembicaraan dengan Amerika. Tetapi seperti yang telah kami umumkan sebelumnya dan mengumumkan lagi, jika pihak (lain) bersedia mencabut sanksi yang tidak adil terhadap bangsa Iran, ada ruang untuk kesepakatan apa pun," tegas Raisi.
Karena Iran menolak untuk bertemu langsung dengan pejabat AS di Wina, pihak lain dalam pakta itu - Inggris, Cina, Prancis, Jerman dan Rusia - harus bolak-balik antara kedua belah pihak.***