Prancis Sebut Perundingan Nuklir Iran Perlu Dipercepat

- 31 Januari 2022, 13:00 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Foto: Financial Times

Pedoman Tangerang - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kesepakatan pencabutan sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya masih mungkin terjadi, tetapi perundingannya perlu dipercepat.

Prancis, Jerman dan Inggris, yang dikenal sebagai E3, dan Amerika Serikat berusaha menyelamatkan perjanjian Wina 2015 dengan Iran. Tetapi para diplomat Barat mengatakan negosiasi, yang telah memasuki putaran kedelapan sejak 27 Desember, berjalan terlalu lambat.

Iran telah menolak tenggat waktu yang diberlakukan oleh kekuatan Barat.

Baca Juga: Iran Pertimbangkan untuk Bicara Langsung dengan AS Soal Kesepakatan Nuklir

"Presiden Republik menegaskan kembali keyakinannya bahwa solusi diplomatik adalah mungkin dan penting, dan menekankan bahwa setiap kesepakatan akan memerlukan komitmen yang jelas dan memadai dari semua pihak," kata istana Elysee dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Senin (31/1/2022).

"Beberapa bulan setelah dimulainya kembali negosiasi di Wina, dia bersikeras tentang perlunya mempercepat untuk segera mencapai kemajuan nyata dalam kerangka ini," tambah pernyataan itu.

"Dia menggarisbawahi perlunya Iran untuk menunjukkan pendekatan konstruktif dan kembali ke implementasi penuh kewajibannya," katanya.

Baca Juga: AS: Perjanjian Nuklir Iran Tak Akan Terjadi Tanpa Pembebasan tahanan Kami

Selain itu, Macron juga meminta pembebasan segera akademisi Prancis-Iran Fariba Adelkhah, yang dipenjara kembali pada Januari, dan turis Prancis Benjamin Briere, yang pada Selasa dijatuhi hukuman delapan tahun penjara atas tuduhan mata-mata.***

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah