Mengenal Wayang Golek Cepak, Estetika Pesisir Utara Jawa yang Ditelan Masa

- 4 Juli 2021, 19:55 WIB
Ilustrasi wayang golek cepak
Ilustrasi wayang golek cepak /Ensiklopedia Jakarta/

“Cepak” merupakan istilah dalam bahasa Sunda, sedangkan “papak” dari bahasa Jawa.

Boneka wayang golek cepak sebagian besar mengenakan aksesori sederhana berupa ikat kepala.

Baca Juga: Simak! 3 Titik Lokasi Penyekatan PPKM Darurat di Kota Tangerang Selatan

Jenis wayang golek ini tidak hanya ada di Cirebon dan Indramayu, tetapi juga ditemukan di Tegal.

Wayang Golek Cepak atau Wayang Cepak yang ada di Cirebon dengan Indramayu sebenarnya sama, perbedaannya hanya pada bahasa pengantar pertunjukannya.

Pertunjukan wayang golek cepak Indramayu menggunakan “basadermayon”, yaitu bahasa Cirebon dialek Indramayu yang khas dalam tuturannya, baik lakon maupun gaya candanya.

Baca Juga: Seorang Wanita Divonis 11 Tahun Penjara, Usai Menikahi Lelaki Secara Bersamaan

Dalam sejarahnya, wayang golek cepak mulai dikenal di Cirebon pada masa Sunan Gunung Jati (1479-1568), yang mementaskannya sebagai media dakwah untuk menarik masyarakat Cirebon mengenal ajaran Islam.

Sedangkan kehadiran wayang golek cepak di Indramayu menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diperkirakan baru dibuat sekitar tahun 1800-an, tetapi jika menilik wayang golek cepak koleksi Ki Akhmadi yang sudah berusia 300 tahun, bisa jadi kehadirannya lebih tua dari itu, sekitar tahun 1700-an.

Ki Akhmadi adalah seorang dalang wayang golek cepak penerus tradisi dalang dari 5 generasi sebelumnya, keturunan dari Ki Pugas yang hijrah dari Yogyakarta ke Indramayu untuk mencari inovasi baru dalam dunia pedalangan.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Ensiklopedia Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah