Mengenal Wayang Golek Cepak, Estetika Pesisir Utara Jawa yang Ditelan Masa

- 4 Juli 2021, 19:55 WIB
Ilustrasi wayang golek cepak
Ilustrasi wayang golek cepak /Ensiklopedia Jakarta/

Baca Juga: Lagi Isolasi Mandiri? Ini 3 Hal yang Perlu Kamu Lakukan Biar Cepat Sembuh

Ki Akhmadi (70) selalu setia melestarikan wayang golek cepak. Baginya wayang golek cepak adalah bagian dari hidupnya
Ki Akhmadi (70) selalu setia melestarikan wayang golek cepak. Baginya wayang golek cepak adalah bagian dari hidupnya

Ki Pugas lah yang membuat wayang dengan karakter Dermayonan atau tidak bermahkota, dibantu oleh dua pengrajin wayang pilihannya.

Wayang Cepak mengangkat kisah dari beberapa sumber, yaitu Serat Mènak, Babad Dermayu dan Babad Cirebon, Legenda, Epos Panji, Kerajaan, dan Kisah-kisah Wali.

Baca Juga: Polres Metro Tangerang Kerahkan Ratusan Personel Gabungan Untuk Jaga PPKM Darurat

Serat Mènak merupakan saduran Hikayat Amir Hamzah yang sumbernya Qisaa’I Emr Hamza dari Persia (kisah imajiner tentang paman Nabi Muhammad yang selalu membantu melawan musuh-musuh Islam dengan gagah berani).

Cerita Mènak antara lain Umar Maya, Umar Madi, Amir Ing Srandil, Amir Ing Al Karib, Amir Ing Mendayin, Ahmad Muhammad, Durahman-Durahim, Jayeng Murti, Repatmaja Imam Suwangsa, Lokayanti Raja Nuryatin, dan Sayidina Ali Perang Lahad.

Pengambilan kisah dari Serat Mènak menjadikan Wayang Golek Cepak dahulunya dikenal dengan nama Wayang Golek Menak, sama seperti yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca Juga: 63 Pasien di Yogyakarta Meninggal karena Krisis Oksigen, DPR Minta Menkes Segera Turun Tangan

Lakon Legenda mengangkat cerita rakyat seperti Ciungwanara, Sangkuriang, Walangsungsang, dan Rarasantang.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Ensiklopedia Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah