Bisnis China-Jepang Tertimpa Krisis, DPR Desak Pemerintah Antisipasi Dampak ke Indonesia

- 29 September 2021, 08:30 WIB
Bisnis China-Jepang Tertimpa Krisis, DPR Desak Pemerintah Antisipasi Dampak ke Indonesia
Bisnis China-Jepang Tertimpa Krisis, DPR Desak Pemerintah Antisipasi Dampak ke Indonesia /Foto: Diolah dari Google

Pedoman Tangerang - Anggota Komisi Ekonomi (Komisi VI) DPR RI, Amin Ak, mendesak pemerintah segera menyusun langkah antisipasi terkait krisis finansial yang menimpa industri properti di China dan tsunami kebangkrutan yang menimpa dunia usaha di Jepang.

Sebab, krisis yang melanda kedua negara itu bakal berpengaruh bagi perekonomian Indonesia karena adanya hubungan perdagangan.

“Nilai neraca dagang antara Indonesia dengan China dan Jepang sangat besar. Indonesia juga terlibat utang yang cukup besar dengan kedua negara tersebut. Krisis yang melanda China dan Jepang bisa berdampak bagi perekonomian Indonesia,” kata Amin dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 September 2021.

Pekan lalu, raksasa perusahaan real estate China Evergrande, mengumumkan gagal bayar atas utang jumbo senilai US$300 miliar.

Baca Juga: Anggota DPR: Film G30S PKI Harus Ditayangkan Sebagai Pengingat Sejarah

Sedangkan di Jepang, menurut laporan Teikoku Databank per 3 September lalu, menyebutkan ada 2.000 bisnis dan perusahaan gulung tikar.

Jumlah kewajiban akibat kebangkrutan tersebut nilanya mencapai 620,6 miliar yen atau sekitar Rp 80 triliun.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli lalu menyebutkan nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 3,5 miliar dollar AS dan nilai impor dari China mencapai 4,4 miliar dollar AS.

Dalam kurun lima tahun terakhir (2016-2020), nilai perdagangan yang melibatkan kedua negara terus meningkat. Periode 2018 hingga 2020, total perdagangan Indonesia dan China berkisar antara US$ 71,5 miliar – US$ 72,89 miliar per tahun.

Baca Juga: Pemerintah China Melarang Sinema Ultraman di Seluruh Negeri

Tren ekspor Indonesia ke China dalam lima tahun terakhir juga meningkat. Pada 2020 lalu, misalnya, ekspor Indonesia ke negeri Tirai Bambu itu mencapai US$ 31,78 miliar atau meningkat 13,7% dari tahun 2019 sebesar US$ 27,96 miliar.

Dari jumlah tersebut, ekspor non migas mencapai US$ 29,94 miliar pada tahun 2020 meningkat 15,6% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 25,89 miliar.

Adapun itu neraca perdagangan Indonesia-Jepang tahun lalu, meski pandemi, mencapai US$ 24,34 miliar. Sebelum pandemi neraca perdagangan kedua negara berturut-turut US$ 37,44 miliar pada tahun 2018 dan US$31,67 miliar pada tahun 2019.

Ekspor Indonesia ke Jepang didominasi non migas masing-masing US$ 16,31 miliar (2018), US$ 13, 81 miliar (2019), dan US$ 12, 89 miliar pada tahun 2020.

Baca Juga: Anggota DPR Minta Pemerintah Tak Usah Genit Pamer Angka Testing Covid-19

Dampak krisis kedua negara terhadap Indonesia juga bisa muncul karena keterkaitan utang luar negeri Indonesia terhadap China dan Jepang.

Merujuk data Bank Indonesia, per Juni 2021, angka utang luar negeri Indonesia ke China tercatat US$ 21,246 miliar, atau sekitar Rp 305,9 triliun, sedangkan ke Jepang US$ 27,181 miliar atau sekitar Rp 391 triliun.

Amin mengatakan pemerintah harus mengambil langkah positif, misalnya dengan mengambil peluang dari penurunan capital flow ke China dan Jepang agar bisa dialihkan ke Indonesia.

“Saya minta pemerintah gerak cepat mengantisipasi dampaknya terhadap perekonomian nasional. Terutama potensi penurunan laju ekspor ke kedua negara tersebut,” tandas Amin.***

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah