DASPR dan FKAAI Kerja Sama Bangun Peradaban Madani

- 7 Agustus 2022, 15:42 WIB
Kerja sama antara Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) dan Forum Komunikasi Aktifis Akhlakul Karimah (FKAAI) serta peluncuran buku "The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom Marriott" karya Tony Soemarno di Hotel JW Marriott, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Agustus 2022.
Kerja sama antara Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) dan Forum Komunikasi Aktifis Akhlakul Karimah (FKAAI) serta peluncuran buku "The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom Marriott" karya Tony Soemarno di Hotel JW Marriott, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Agustus 2022. /Foto: Dok. FKAAI

Kedatangan Tony itu dilatari oleh keinginannya untuk memaafkan kesalahan yang didasari ketidaktahuan. Ia tunjukkan kepada para teroris itu, bahwa kekuatan Islam yang utama adalah rahmat bagi semesta alam dan akhlak mulia. Budi baik yang menjadi dharma bhakti pada kehidupan.

Tony berharap karya monumentalnya ini turut menginpirasi banyak orang, terutama umat muslim sedunia.

"Karena biar bagaimana pun, kita hidup di bawah langit dan di atas bumi yang sama. Kita semua, sama-sama berhak berbahagia. Sama berkewajiban menyelenggarakan kehidupan yang gemah ripah loh jinawi. Tata tentram kerta raharja," ungkapnya dengan rasa haru yang teramat sangat.

Selain Ali Imron sebagai narasumber, hadir juga Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri; Kombes Pol Hoiruddin Hasibuan; Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar; Kasatgas Densus 88 wilayah DKI Jakarta, Kombes Pol Dayan Victor Imanuel Blegur.

Baca Juga: Bharada E Tersangka, Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Ketua IPW: Ini Ada yang Ganjil!

Moeldoko dalam sambutannya menegaskan, “Dengan alasan apa pun, semua ajaran agama menolak aksi teror. Jadi aksi terorisme tidak bisa berlindung dibalik agama."

Ia menyampaikan sejak peristiwa teror bom JW Marriot 2003, pemerintah telah mengadopsi pendekatan "Whole of Government" untuk melawan terorisme, mulai dari hulu dengan pendidikan hingga hilir melalui penindakan.

Secara regulasi, pendekatan tersebut diperkuat dengan penerbitan UU Nomor 5 Tahun 2018 dan Perpres No 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan.

Merujuk kajian LAB45 pada 2021, Moeldoko menyebut tren serangan teror secara konsisten menurun sejak 2000. Nilai agregat pada Index Terorisme Global juga turun, dari angka 6,55 pada 2021 menjadi 5,5 pada 2022.

"Nilai lebih rendah, berarti lebih baik. Ini hasil kerja keras pemerintah dan semua pihak dalam melawan terorisme. Pemerintah tidak bekerja sendirian," ujarnya.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x