Pedoman Tangerang - Kyai Said Aqil Siradj umumkan pentingnya masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) menjaga toleransi dan sikap tawasuth (moderat) dalam beragama dan berbangsa.
Hal ini disampaikan oleh Kyai Said dalam acara Muktamar NU ke-34 di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah pada Rabu, 22 Desember 2021.
Hal ini diperlukan agar masyarakat dan bangsa tidak pecah belah akibat hal-hal sepele, pria yang menjabat sebagai Ketua PBNU masa bakti 2015-2021, juga mewanti-wanti paham ekstrim yang bisa berkembang dan memecah belah berbagai negara.
Dalam acara tersebut, Kyai Said Aqil Siradj selaku ketua PBNU membacakan sambutan dengan tema 'Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia'.
Pada sambutannya, Said Aqil Siradj menekankan sikap tawasuth atau moderat yang ditekankan oleh agama Islam.
"Tema ini sekaligus menjadi warisan atau bekal mengarungi abad kedua bagi Nahdliyyin untuk terus mengembangkan berbagai peran kemanusiaan mereka. Li takunuu syuhada’an ‘alan naas," kata Said Aqil Siradj pada Rabu, 22 Desember 2021.
Baca Juga: Begini Sejarah dan Hukum Merayakan Hari Ibu Menurut Islam
Selain membahas sisi moderat yang tetap dipegang oleh NU, Said Aqil juga mengatakan bahwa prinsip moderat Islam yang dibawa NU saat ini mendapat banyak ujian.
Salah satunya adalah beredarnya isu yang memecah bela kaum nasionalis dan Islam. Menurut Kyai Said, agama dan nasionalisme berjalan seiringan dan saling melengkapi.
"Nasionalisme dan Agama adalah dua kutub yang saling menguatkan. Keduanya jangan dipertentangkan. Demikianlah pusaka wasiat dari Hadratussyaikh Kyai Hasyim Asy’ari yang diamini dan disuarakan ribuan ulama Pesantren," ujarnya.
Said Aqil juga menyinggung bahwa prinsip moderat NU sangat bertentangan dengan ideologi yang dianut oleh HTI maupun FPI yang terkenal keras.
"Dan dengan demikian kita mengerti bahwa ujian atas sikap tawasuth, ujian memoderasi polarisasi dua kutub ekstrim, memang sudah khas NU sejak awal mula pendiriannya. Mereka yang tidak faham sikap tegas NU atas HTI maupun FPI barangkali memang belum mengerti betapa berat amanah memoderasi kutub-kutub ekstrim di negeri ini," ujarnya.
Baca Juga: Sebut Alkitab Palsu dan Fiktif, Yahya Waloni: Saya Hanya Bercanda
Dalam kata penutup, Kyai Said Aqil Siradj berharap bahwa muktamar yang diselenggarakan tahun ini dapat mengokohkan nasionalisme masyarakat Nahdliyyin sekaligus menjaga persatuan umat dari paham ekstrim.***