Potret Sekolah-Sekolah Yaman yang Dilanda Konflik: Tanpa Atap, Tanpa Kursi, Tanpa Meja

- 28 Desember 2021, 11:30 WIB
Anak-anak Yaman yang terlantar bersekolah di sebuah bangunan terlantar, di provinsi Barat Hodeidah yang dilanda perang.
Anak-anak Yaman yang terlantar bersekolah di sebuah bangunan terlantar, di provinsi Barat Hodeidah yang dilanda perang. /Foto: Khaled Ziad/AFP

Bertahun-tahun dilanda konflik mengakibatkan anak-anak berumur 10 tahun di Yaman tidak pernah sekolah. Gambar Khaled Ziad mendokumentasikan generasi yang seluruh masa depannya terancam. Laporan ini adalah seri 'Krisis Hak Asasi Manusia yang Terlupakan 2021" yang diterbitkan The Guardian.

Pedoman Tangerang - Kelas pewaris itu tidak memiliki atap, tidak ada kursi, tidak ada meja. Sebagian besar dari 50 anak kecil yang duduk di lantai yang berserakan puing-puing tidak memiliki pena atau kertas.

Tetapi para siswa di sekolah darurat di Hays, sebuah desa di provinsi Hodeidah Yaman ini, masih termasuk yang paling beruntung di negara itu hanya karena memiliki seorang guru dan tempat untuk belajar.

Tujuh tahun dalam perang dahsyat yang memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, konflik Yaman tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Masa depan seluruh generasi berisiko hancur.

Palang Merah Internasional melaporkan, sekitar 3 juta anak Yaman tidak dapat bersekolah, sementara 8,1 juta membutuhkan bantuan pendidikan mendesak.

Baca Juga: PBB Akan Potong Bantuan Pangan ke Yaman karena Kekurangan Dana

“Ada tekanan besar untuk meninggalkan sekolah untuk bekerja demi menghidupi keluarga,” kata fotografer Yaman Agence France-Presse, Khaled Ziad, yang mengambil gambar pada bulan September, dilansir dari The Guardian, Selasa, 28 Desember 2021.

Ziad mengatakan beberapa anak di Yaman sekarang berusia 10 tahun dan mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk mendaftar di sekolah mana pun.

"Jika keluarga tidak punya uang untuk makanan atau obat-obatan dan biaya rumah sakit, bagaimana mereka bisa membayar biaya pendidikan?," katanya.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah