Seminggu di Bawah Rezim Taliban, Rakyat Afghanistan Alami Kelaparan dan Krisis Ekonomi

- 24 Agustus 2021, 16:30 WIB
Warga membawa bendera nasional pada protes mereka, Agustus 2021. /Reuters/Stringer
Warga membawa bendera nasional pada protes mereka, Agustus 2021. /Reuters/Stringer /

 

Pedoman Tangerang - Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, warga Afghanistan tidak hanya menghadapi krisis kemanusiaan tetapi juga krisis ekonomi.

Krisis yang mengancam ini telah membuat situasi Afghanistan yang sudah mengerikan menjadi jauh lebih buruk.

Dikutip Pedoman Tangerang dari VOA Amerika, Alex Zerden, yang menjabat sebagai pejabat tinggi Departemen Keuangan AS di Afghanistan pada 2018 dan 2019, mengatakan situasi di Afghanistan penuh ketidakpastian.

Baca Juga: Indonesia Harus Punya Daya Tawar dalam Pedagangan ASEAN, DPR: Salah Satunya Kembangkan UMKM

"Saya rasa tidak ada jawaban pasti (atas kondisi ini)," kata Alex Zerden pada Senin, 23 Agustus 2021.

Sebelum Taliban mengambil alih, situasi ekonomi di Afghanistan secara perlahan mulai melemah.

Pada bulan Maret, Bank Dunia menggambarkan ekonomi Afghanistan "berdiri di atas kerapuhan dan ketergantungan bantuan," dengan 75% pengeluaran publik didanai bukan oleh pendapatan pemerintah sendiri, tetapi dari hibah dari lembaga internasional dan masing-masing negara seperti Amerika Serikat.

Baca Juga: 1,56 Juta Dosis Vaksin Pfizer Tiba, Anak 12+ di DKI Jakarta Jadi Prioritas

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x