Menakutkan! Amerika Serikat Terancam 'Kiamat Babi', Ini Kronologinya

13 Desember 2021, 17:15 WIB
Ilustrasi hewan babi. /PIXABAY/

Pedoman Tangerang - Menakutkan, Amerika Serikat kini tercancam mengalami kiamat babi.

Kiamat babi merupakan istilah untuk menggambarkan krisis pasokan daging babi yang diikuti kenaikan harga yang gila-gilaan.

Istilah ini digunakan media setempat dalam menggambarkan fenomena itu di California, Amerika karena adanya undang-undang baru kesejahteraan hewan.

Dengan adanya hal tersebut, pelaku usaha restoran dan pedagang daging babi mengambil langkah untuk meminta pemerintah menunda implementasi undang-undang itu hingga dua tahun ke depan.

Baca Juga: Kejam! Israel Penjarakan 402 warga Palestina Sepanjang November

Mereka menyebut, UU tersebut menambah ketidakpastian terkait jumlah pasokan daging babi dan harganya.

Sebelumnya induk babi yang hamil hanya ditempatkan dalam kandang berukuran 7 kali 2 kaki. Kandang ini dapat memberi ruang untuk induk babi itu makan, berdiri, duduk, dan berbaring. Namun babi tidak memiliki ruang untuk berjalan, bergerak bebas, bersosialisasi, dan berbalik. Hal ini dianggap kejam.

"Beberapa produsen daging babi tidak akan membiarkan induk babi berbalik," kata Wakil Presiden Perlindungan Hewan Ternak untuk Masyarakat Manusiawi AS, Josh Balk, dikutip dari CNN International.

"Semuanya kembali ke titik itu dan terus terang, orang Amerika berpikir itu cara biadab untuk memperlakukan mereka,"tambahnya.

Praktis, keberadaan UU ini membuat pasokan babi menjadi langka. Sejumlah warga menggunakan frasa 'kiamat babi' untuk menggambarkan bagaimana makanan wajib mayoritas warga AS bacon, akan hilang dari meja makan mereka. Ini akibat tidak siapnya industri babi pada aturan ini. Kesiapan mereka tidak lebih dari 5%.

"Biaya konstruksi yang tinggi, kendala tenaga kerja, dan kurangnya visibilitas seputar aturan akhir, semuanya berperan dalam respons industri yang minim," kata analis agribisnis Rabobank, Christine McCracken.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan, indeks harga konsumen yang mengukur besaran yang dibayarkan konsumen untuk barang dan jasa, naik pada November 2021 ketimbang bulan yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Tornado di Amerika Serikat, 100 Orang Hilang Diduga Telah Tewas

“Kenaikan tersebut adalah laju tercepat sejak 1982, selain itu kenaikan tersebut merupakan yang keenam bulan berturut-turut di mana inflasi mencapai lima persen,” demikian laporan itu.

“Perusahaan besar dan kecil menaikkan harga atau membuat keputusan sulit untuk menutupi kenaikan biaya perekrutan, transportasi, dan barang-barang kebutuhan pokok,” demikian imbuh laporan itu lagi.

Dengan aturan ini, harga daging babi bisa saja naik sekitar US$ 8 setara Rp112 ribu untuk pembelian daging secara tahunan.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler