TII: Kartu Prakerja harus Dioptimalkan pada Masa Pandemi

- 16 Juni 2021, 21:25 WIB
Ilustrasi pendaftaran Kartu prakerja
Ilustrasi pendaftaran Kartu prakerja /Pikiran Rakyat/

Baca Juga: Asia Tengah, Kawasan Strategis dengan Potensi Ekonomi dan Energy Security

Selain itu, menurut Statistik Manajemen Kartu Prakerja (2021), 35 persen penerima Kartu Prakerja yang dulunya tidak bekerja kemudian menjadi pekerja dan 17 persen diantaranya menjadi wirausaha.

“Hasil ini patut untuk diapresiasi dan dikembangkan. Wirausaha baru yang merupakan alumni peserta Kartu Prakerja dapat menjadi contoh bagi peserta yang mengikuti program ini. Bagaimana pun, lapangan kerja atau lowongan di masa pandemi ini sangat kompetitif, akan sangat baik jika peserta juga diarahkan untuk mandiri dengan berwirausaha,” jelas Vunny.

Sejauh pengamatan Vunny, materi-materi yang diberikan dalam program Kartu Prakerja juga sangat relevan mendukung hadirnya wirausaha-wirausaha baru atau yang ingin mengembangkan kualitas usahanya di masa pandemi ini.

Baca Juga: Mahfud MD: Revisi UU ITE Segera Masuk Proses Legislasi DPR

Apalagi melihat peluang yang mana masyarakat juga mengandalkan pembelian atau belanja daring.

Peserta dapat diarahkan untuk membuat bisnis daring atau sesuai dengan minat dan sumber daya yang mereka miliki.

“Keseriusan pemerintah untuk mendukung adanya wirausaha baru juga dapat diwujudkan dengan dukungan dan pendampingan atau monitoring dan evaluasi terhadap wirausaha baru. Upaya ini dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan pihak swasta (perusahaan startup, komunitas bisnis, dan sebagainya) juga universitas. Sinergitas dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) juga perlu ditingkatkan karena merupakan _leading sector_ dalam upaya ini,” pungkas Vunny.***



Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah