Refleksi: Dusta Di Alam Kemerdekaan

- 4 Februari 2024, 13:55 WIB
KRT Faqih Wirahadiningrat
KRT Faqih Wirahadiningrat /

Pedoman Tangerang - Di dalam darah kami mengalir darah Rosulullah, awas hati-hati kalian dalam memperlakukan golongan kami !”

“Rosulullah itu kakek ane atau kakek ente?”

“Kami adalah majikan kalian. Kami adalah pemilik bangsa. Kami adalah pemilik kedaulatan.”

Kalimat-kalimat model penyesatan seperti diatas banyak kita dengar dari ocehan Kaum Ba’alwi dan bertebaran jejaknya di media sosial serta media mainstream nasional.

Suatu doktrin penyesatan, yang dimulai dari tahapan :

Mengaku berdarah mulia karena membawa keturunan Nasab Nabi Muhammad SAW. Nabinya Ummat Islam, yang merupakan mayoritas di negeri ini.

Kemudian memprodusir dalil-dalil agama akan keutamaan mereka sebagai keturunan Nabi SAW.

Sekaligus dalil ancaman, pabila tidak percaya apalagi berani melawan segala doktrin sesat mereka. Misalnya tidak akan mendapat syafaat Nabi di akhirat, atau tidak diterima segala amal kebajikannya, dan yang paling fatal adalah MATI KAFIR atau SU’UL KHOTIMAH.

Kemudian mereka memprodusir klaim sejarah sebagai pejuang bangsa dan ikut andil di dalam momen-momen menuju kemerdekaan. Padahal nyatanya Zonk dan Nihil. Justru merekalah antek Belanda, datang atas settingan Belanda, bekerja untuk Belanda, berfatwa demi kepentingan Belanda, bahkan menerapkan politik paling rasis melebihi Belanda hingga sekarang setelah Bangsa Indonesia jauh telah merdeka.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x