Mengungkap Jasa-jasa Sabam Sirait, Qodari: Tanpa Pak Sabam, Megawati Mungkin Tidak akan Jadi Presiden

- 19 Januari 2024, 21:33 WIB
M. Qodari Ungkap Jasa Sabam Sirait bagi Karir Politik Megawati: Tanpa Pak Sabam, Mungkin Tidak akan Jadi Presiden
M. Qodari Ungkap Jasa Sabam Sirait bagi Karir Politik Megawati: Tanpa Pak Sabam, Mungkin Tidak akan Jadi Presiden /Najwa Shihab

Pedoman Tangerang - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, merespon terkait mundurnya politisi senior PDIP, Maruarar Sirait dari partai yang belakangan menjadi sorotan.

Pengunduran diri Ara -sapaan akrab Maruarar Sirait- dilakukan pada Senin (15/1/2024). Ia pun telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP ke DPP PDIP dan diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.

Dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit, Qodari menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Mahfud MD Terima Kelompok Petisi Pemakzulan Jokowi, Lemkapi: Ini Ada Politisasi

“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait, adalah termasuk pendiri PDI pada tahun 1973 bahkan pernah menjadi sekjen dari PDI,” ujar Qodari dalam keterangannya, dikutip Jum'at (19/1/2024).

Dikatakan Qodari, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karir politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.

“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak oleh Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucapnya.

“Jadi kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, lalu kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau gak ada Pak Sabam,” imbuhnya.

Lebih lanjut Qodari mengatakan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga kini.

“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega bisa jadi Bu Mega mohon maaf jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karir politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x