Anis Matta: Spirit Gajah Mada Bisa Dorong Indonesia Jadi Lima Besar Dunia

- 23 Juni 2021, 14:25 WIB
Ketua Umum Gelora Anis Matta.
Ketua Umum Gelora Anis Matta. /Foto: Dok. Gelora.

Namun, peneliti komunikasi dan politik Guntur F. Prisanto berpendapat pembelahan sosial politik di media sosial (medsos) bukanlah cerminan realita sesungguhnya, hanya sekedar gambaran di dunia maya saja. 

“Sebab pembelahan sosial adalah keniscayaan dalam politik, karena  penganut demokrasi liberal perlu mengidentifikasi secara tegas pilihannya. Parpol-lah yang bertanggung jawab untuk mencairkan politik identitas ini,” kata Guntur. 

Hal senada diamini Dyah Kartika Rini, penggerak JASMEV. Dyah menilai bisa saja masyarakat tertentu hanya ingin menunjukkan pilihan dukungan dan politik di medsos saja, tetapi tidak dunia nyata. 

“Boleh jadi dia amat garang di medsos, tetapi sangat berbeda di dunia nyata. Pembelahan sosial sebenarnya sudah dimulai dari Pilkada DKI 2012 lalu, jadi kalau dihitung sudah berlangsung 9 tahun,” kata Dyah. 

Baca Juga: BKN: Tes TWK Dirumuskan Oleh Tim

Sedangkan penggerak Relawan Ganti Presiden Ari Saptono menegaskan, pada titik tertentu politik identitàs Ini justru menguntungkan para calon kandidat independen seperti yang terjadi dalam Pilkada Serentak 2020 lalu, karena mereka dianggap masih bersih dan tidak terlibat konflik kepentingan selama ini. 

“Lebih dari 50 persen calon independen dalam Pilkada menang seperti di Lampung dan beberapa kota di Kalimantan Timur. Masyarakat sudah apatis dan jenuh dengan partai politik, lalu memilih calon alternatif yang relatif masih Murni,” kata Ari Saptono.***

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah