Eko Kuntadhi: AHY Ngebet Mau Gantikan Posisi Prabowo Jadi Lokomotif Oposisi

8 Agustus 2021, 13:30 WIB
Eko Kuntadhi: AHY Ngebet Mau Gantikan Posisi Prabowo Jadi Lokomotif Oposisi /Foto: Diolah dari berbagai sumber.

Pedoman Tangerang - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menilai Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) punya keinginan untuk menggantikan posisi Prabowo yang dulu menjadi lokomotif oposisi pemerintah.

Indikasi itu, misalnya, bisa dilihat dari gelagat AHY dan para kader Demokrat yang belakangan pecicilan mencari simpati publik agar berkesan di hati rakyat.

Selain itu, posisi Partai Gerindra dengan kepopuleran Prabowo yang dulu dijagokan oleh kalangan oposan kini sudah merapat ke pemerintah. Kondisi itu mengakibatkan posisi oposisi partai berbasis nasionalis menjadi lowong.

Untuk mengisi kekosongan itu, muncullah politikus muda bernama AHY yang dinilai 'ngebet' ingin menggantikan posisi Prabowo dulu. AHY digadang-gadang menjadi sosok yang tampil sebagai oase bagi masyarakat yang kecewa terhadap sikap Prabowo kini.

Baca Juga: AHY Disebut Jadi Pemimpin Idola Anak Muda

"Posisi Partai Gerindra itulah yang ingin diisi oleh Partai Demokrat sekarang. Jadi kita enggak perlu kaget kalau belakangan gayanya AHY, Ibas, Anissa Pohan, Andi Arief, dan semua kader-kader Demokrat yang lain pada pecicilan di media sosial," kata Eko dalam Channel Youtube Cokro TV beberapa waktu lalu.

Demokrat mencoba mencari peruntungan lewat gelanggang oposisi yang telah ditinggalkan oleh Gerindra.

Menurut Eko, sikap Demokrat saat ini semakin jelas bahwa mereka ingin dikenal sebagai oposisi.

Namun, pilihan Demokrat menjadi oposisi sebenarnya tak semata karena hengkangnya Gerindra dari panggung oposisi.

Eko menjelaskan hal ini tak lepas dari iklim politik pada 2014 silam. Saat itu Demokrat baru saja melepas titelnya sebagai partai penguasa.

Baca Juga: Pendukung Prabowo Banyak Tak Percaya Vaksin, Kalau Pendukung Jokowi...

Sayangnya, kondisi itu tak dibarengi dengan persiapan figur lain yang sudah matang sehingga bisa dijagokan di internal partai. Demokrat lalu berhadap-hadapan dengan kader PDI Perjuangan yang ketika itu tengah eksis, Jokowi.

Prabowo saat itu diusung Gerindra untuk maju melawan Jokowi. Tapi, di sini terlihat tak ada bentuk dukungan dari Demokrat yang sejak awal dikenal kerap berlawanan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

"Pada 2014 kemarin Demokrat dikenal sebagai partai yang abu-abu, yang enggak dukung Jokowi tapi juga enggak dukung Prabowo. Sikapnya plin-plan, oposisi bukan, partai penguasa juga enggak kebagian kursi," ujar Eko.

Eko melanjutkan, Demokrat mencoba tampil sebagai partai yang beda, yakni dengan berupaya menciptakan poros tengah antara Prabowo dan Jokowi.

Baca Juga: AHY Pertanyakan Kemampuan Pemerintah Selamatkan Rakyat dari Covid

Pilihan Demokrat yang ingin tampil beda itu rupanya tak dianggap oleh masyarakat. Menjadi penengah antar dua kubu yang berseteru tak menawarkan keuntungan yang menjanjikan bagi pelaku politik.

"Nyatanya, pilihan itu enggak laku. Porosnya lunglai enggak ada yang minat. Suara Demokrat anjlok pada 2014. Di 2014 suara mereka anjlok sampai 11 persen," ungkap Eko.

"Kemudian Demokrat sadar, jadi orang yang plin-plan itu ya enggak banyak yang suka," imbuhnya.

Demokrat, kata Eko, akhirnya mengubah strategi. Menjelang pilpres 2019, Demokrat gencar mencari posisi. AHY yang ketika itu belum menggantikan SBY sebagai ketua umum rajin bersilaturahmi ke sejumlah tokoh, salah satunya ke Jokowi.

Baca Juga: Prabowo-Airlangga Maju Pilpres 2024, Politisi Golkar: Keduanya Punya Kapabilitas yang Pas

"Tujuannya sekali lagi, menjajakan AHY sebagai jagoan baru partai Demokrat yang digadang-gadang ke mana-mana," kata Eko. Namun, sosok AHY belum begitu meyakinkan untuk disandingkan dengan Jokowi maupun Prabowo sebagai wakil presiden 2019-2024.

Demokrat praktis menemui jalan buntu. Menurut Eko, Demokrat kembali menyadari bahwa gaya politik SBY yang dinilai plin-plan tak efektif untuk diterapkan dalam iklim politik sekarang.

Akhirnya, SBY pun diminta berfokus saja pada dirinya sendiri. Adapun haluan Demokrat oleh AHY dibawa pada posisi yang lebih tegas untuk menentukan langkah politik mereka ke depan.

"Kini Demokrat berniat serius menjadi partai oposisi," kata Eko.

Saat dimintai tanggapan perihal pandangan Eko Kuntadhi tersebut, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra tak menjawab pertanyaan yang dilayangkan Pedoman Tangerang.***

Editor: Alfin Pulungan

Tags

Terkini

Terpopuler