Menanti Langkah Nadiem Tuntaskan 3 Juta Warga Buta Aksara

- 7 September 2021, 12:06 WIB
Menanti Langkah Nadiem Tuntaskan 3 Juta Warga Buta Aksara
Menanti Langkah Nadiem Tuntaskan 3 Juta Warga Buta Aksara /Foto: Instagram@nadiemmakarim/Papua Inside/Diolah Pedoman Tangerang

Pedoman Tangerang - Lebih 70 tahun setelah Indonesia merdeka anak-anak di Indonesia masih belum terbebas dari belenggu buta aksara.

Masalah buta aksara tersebar di seluruh penjuru daerah, terutama di bagian timur Indonesia. Peran keluarga hingga peningkatan akses ke layanan pendidikan dasar mendesak dilakukan sebagai solusi pemberantasan buta huruf.

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mendorong Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menuntaskan tiga juta warga negara yang buta aksara

Ia meminta Nadiem mengejar target pemberantasan buta aksara di Indonesia sesuai yang telah ditetapkan, yakni capaian angka melek aksara untuk usia 15-59 tahun di atas 98 persen.

Baca Juga: Ketua DPR: Pendidikan dapat Majukan Peran Perempuan

"Saya mendorong Kemendikbudristek segera memperbaiki strategi dan sistem pembelajaran, termasuk literasi, serta berupaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya literasi sejak dini agar kesetaraan akses pendidikan semakin terjangkau," kata Gus Muhaimin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 7 September 2021.

Diketahui hampir tiga juta penduduk Indonesia saat ini masih buta aksara. Sebagian wilayah Indonesia memiliki persentase buta aksara di atas rata-rata nasional, yaitu Papua (22,03%), Nusa Tenggara Barat (7,52%), dan Sulawesi Barat (4,46%).

Berikutnya buta aksara juga terjadi di Nusa Tenggara Timur (4,24%), Kalimantan Barat (3,54%), Jawa Timur (3,21%), Sulawesi Tenggara (2,47%), Jawa Tengah (2,03%), dan Papua Barat (1,77%).

Pria yang dulunya akrab disapa Cak Imin ini meminta Nadiem berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah berupaya memberantas buta aksara di Indonesia dengan cara meningkatkan literasi yang difokuskan pada daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), sebab daerah tersebut sulit dijangkau, terutama di masa pandemi Covid-19.

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah