Tak Habis Pikir, Prodak Alkes Numpuk di Gudang, Tapi Indonesia Masih Impor

- 12 Desember 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan pembuatan salah satu unit alat kesehatan rumah sakit.
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan pembuatan salah satu unit alat kesehatan rumah sakit. /Antara Foto/Umarul Faruq



Pedoman Tangerang - Anggota Komisi Energi (Komisi VII) DPR RI, Mulyanto, tak habis pikir dengan pemerintah. Prodak alat kesehatan (alkes) buat negeri saat ini membludak di gudang tak begitu dimanfaatkan untuk keperluan dalam negeri.

Sebab, nyatanya Indonesia sampai saat ini masih gemar melakukan impor alkes.

"Berapa puluh triliun devisa kita terkuras untuk membeli produk impor swab antigen, sementara produk domestik hasil karya anak bangsa dianggurkan tidak terjual. Ini kan sebuah paradoks yang kasat mata," kata Mulyanto kepada Pedoman Tangerang–jaringan Pikiran Rakyat–Ahad, 21 Desember 2021.

Pernyataan Mulyanto itu menanggapi aksi demonstrasi ribuan karyawan PT Taishan Alkes Indonesia di Cengkareng, Rabu, 12 Desember 2021. Mereka menggelar aksi unjuk rasa menuntut Kementerian Kesehatan menyetop pembelian alat-alat kesehatan dari luar negeri atau impor.

Baca Juga: Cak Imin Ingatkan Pemerintah Tsunami Covid-19 di India karena Kurangnya Stok Obat dan Alkes

Pihak PT Taishan Alkes Indonesia menginformasikan saat ini tersedia 30 juta unit alat swab antigen menumpuk di gudangnya yang tidak terserap pasar karena pemerintah tidak membatasi kuota impor alkes.

Padahal PT Taishan Alkes Indonesia merupakan produsen alkes dengan kandungan lokal tinggi. Mulyanto mengatakan untuk menanggulangi Covid-19, pemerintah harus mendorong industri terkait tumbuh menggerakkan roda perekonomian nasional.

"Pemerintah harus dapat menjelaskan kepada publik kenapa hal yang janggal kontradiktif seperti ini dapat terjadi," ujar Mulyanto.

Mulyanto khawatir kondisi ini akan menimpa produk Vaksin Merah Putih, karya inovasi anak bangsa, yang segera diluncurkan. Ketika produk massal Vaksin Merah Putih dilempar ke masyarakat pada awal tahun depan, ternyata pasarnya sudah jenuh dengan vaksin impor.

Baca Juga: Orang Tua yang Kurang Berhubungan Intim Ternyata Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak, Benarkah?

Karena itu Mulyanto minta Presiden Jokowi harus menyetop permainan mafia impor.

"Pemerintah jangan sampai kalah dan disandera mereka. Indonesia adalah negara berdaulat, masak kita didikte oleh produk impor.

Seharusnya, logika dasar akal sehat ekonomi kita adalah pemihakan kepada produk dalam negeri dan menjaga agar pasar domestik tetap kondusif.

Dengan demikian, diharapkan daya saing industri nasional kita dapat tumbuh serta menghasilkan efek ganda yang meluas dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

"Impor kita lakukan hanya pada saat darurat, di mana produk barang dan jasa tersebut langka di dalam negeri. Sama sekali bukan karena kita hobby atau kecanduan produk impor," kata Mulyanto.

Baca Juga: Ini dia Tujuh Manfaat Jambu Mete Untuk Kesehatan, Salah Satunya Dapat Mencegah Serangan Jantung

Untuk diketahui PT Taishan Alkes Indonesia memproduk alkes dengan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) lebih dari 40 persen, sesuai dengan sertifikat yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian.

Pemerintah sendiri telah menerbitkan Perpres 12 tahun 2021 yang mewajibkan produk-produk lokal untuk dibeli apalagi yang TKDN-nya di atas 40 persen.

PT Taishan Alkes Indonesia pada bulan September 2021 berhasil mengekspor alkes ke Thailand dan Irlandia. Ini menunjukkan bahwa daya saing produk dalam negeri dari sisi kualitas, biaya, dan pengiriman, dapat bersaing di pasar internasional.***

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x