Ulama Madura Kaitkan Letusan Semeru dengan Kasus KM 50, Saya Khawatir Ada Bencana yang Lebih Dahsyat

- 10 Desember 2021, 09:30 WIB
Penampakan daerah aliran sungai Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro setelah 5 hari pasca erupsi gunung semeru.
Penampakan daerah aliran sungai Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro setelah 5 hari pasca erupsi gunung semeru. /Rifqi Danwanus /Kabar Lumajang

Imam pun menarik kesimpulan bahwa pengusiran tersebut merupakan suatu tindakan kebencian kepada seorang habib. Setelahnya, KH Imam Mu’ti menyinggung soal peristiwa penembakan Laskar FPI di KM 50 tol Jakarta-Cikampek. Kata Imam Mu’ti, tindakan tersebut juga merupakan sebuah bentuk kebencian.

“Hal ini menunjukkan kebenciannya terhadap habib. Begitu juga pembunuhan 6 laskar di KM 50, ini juga merupakan hal kebencian,” kata dia.

Lebih lanjut, ulama Madura itupun mengaku khawatir jika keadilan tidak ditegakkan, maka akan ada letusan yang lebih dahsyat dari letusan Gunung Semeru kemarin.

Baca Juga: Bikin Terharu! Begini Ilustrasi Rumini dan Neneknya, Tewas Berpelukan Dibalik Abu Semeru

“Kami khawatir, kalau keadilan tidak ditegakkan seadil-adilnya, akan ada letusan yang lebih dahsyat daripada (Gunung Semeru) di Lumajang,” tambahnya.

Habib Muhdor sendiri sudah memberikan klarifikasinya soal dirinya yang disebut oleh Imam Mu’ti diusir warga. Melalui video yang beredar, dikatakan bahwa Habib Muhdor tidak benar diusir. Selain itu, soal hilangnya warga yang disebut mengusir Habib Muhdor, itu juga dipastikan hoaks.

Dijelaskan, Habib Muhdor bukan diusir, tapi secara sukarela meninggalkan kediamannya yang selama ini dia tinggali. Dan saat ini, dia sudah ada yang menampung.***

Halaman:

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x