Ulama Madura Kaitkan Letusan Semeru dengan Kasus KM 50, Saya Khawatir Ada Bencana yang Lebih Dahsyat

- 10 Desember 2021, 09:30 WIB
Penampakan daerah aliran sungai Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro setelah 5 hari pasca erupsi gunung semeru.
Penampakan daerah aliran sungai Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro setelah 5 hari pasca erupsi gunung semeru. /Rifqi Danwanus /Kabar Lumajang

Pedoman Tangerang - Netizen cukup ramai menyoroti video seorang ulama yang mengaitkan antara letusan Gunung Semeru dengan pengusiran seorang Habib (keturunan Nabi Muhammad) dari Lumajang.

Dalam video yang beredar, ulama tersebut juga mengaitkan ceritanya dengan kasus penembakan 6 pengawal Habib Rizieq Shihab di KM 50 Cikampek.

Sosok dalam video tersebut adalah KH Imam Mu’ti, ulama asal Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura. Ia juga tergabung dalam Aliansi Ulama Madura (AUMA). Imam Mu’ti menceritakan kisah seorang Habib bernama Muhdlor bin Ali Al-Muhdlor yang selamat dari Erupsi Gunung Semeru Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR bersama AUMA pada Selasa, 7 Desember 2021.

Baca Juga: Viral, Masjid Tetap Utuh di Lereng Semeru Meski Erupsi Menerjang, Netizen: Subhanallah Berkat Banyak Doa

Dalam kesempatan itu, Imam Mu’ti mulanya mengisahkan tentang seorang Habib bernama Muhdor, yang selamat dari erupsi Gunung Semeru baru-baru ini. Dikisahkan Mu’ti, Habib Muhdor adalah tokoh masyarakat yang juga merupakan guru ngaji di wilayahnya.

Namun, tiga hari jelang Gunung Semeru meletus, kata Mu’ti, Habib Muhdor diusir dari rumahnya yang selama ini dia tinggali.

“Tiga hari sebelum letusan (Gunung Semeru), beliau diusir oleh salah satu anak pemilik rumah yang ditempati oleh habib tersebut. Habib menempati rumah wakaf pemberian salah satu warga yang kini sudah meninggal,” tutur Imam Mu’ti, Kamis 9 November 2021.

“Namun salah satu anaknya mengusir habib dan keluarganya yang tidak punya tempat tinggal. Habib tersebut hanya bisa pasrah, karena rumah yang ditinggali adalah rumah wakaf pemberian warga. Sekarang banyak orang yang menawari habib tempat tinggal dan meneruskan sebagai guru ngaji,” lanjutnya.

Lebih jauh, Imam Mu’ti mengatakan bahwa puluhan orang yang mengusir Habib Muhdor kini hilang semuanya dan si habib selamat dari letusan Gunung Semeru.

Imam pun menarik kesimpulan bahwa pengusiran tersebut merupakan suatu tindakan kebencian kepada seorang habib. Setelahnya, KH Imam Mu’ti menyinggung soal peristiwa penembakan Laskar FPI di KM 50 tol Jakarta-Cikampek. Kata Imam Mu’ti, tindakan tersebut juga merupakan sebuah bentuk kebencian.

“Hal ini menunjukkan kebenciannya terhadap habib. Begitu juga pembunuhan 6 laskar di KM 50, ini juga merupakan hal kebencian,” kata dia.

Lebih lanjut, ulama Madura itupun mengaku khawatir jika keadilan tidak ditegakkan, maka akan ada letusan yang lebih dahsyat dari letusan Gunung Semeru kemarin.

Baca Juga: Bikin Terharu! Begini Ilustrasi Rumini dan Neneknya, Tewas Berpelukan Dibalik Abu Semeru

“Kami khawatir, kalau keadilan tidak ditegakkan seadil-adilnya, akan ada letusan yang lebih dahsyat daripada (Gunung Semeru) di Lumajang,” tambahnya.

Habib Muhdor sendiri sudah memberikan klarifikasinya soal dirinya yang disebut oleh Imam Mu’ti diusir warga. Melalui video yang beredar, dikatakan bahwa Habib Muhdor tidak benar diusir. Selain itu, soal hilangnya warga yang disebut mengusir Habib Muhdor, itu juga dipastikan hoaks.

Dijelaskan, Habib Muhdor bukan diusir, tapi secara sukarela meninggalkan kediamannya yang selama ini dia tinggali. Dan saat ini, dia sudah ada yang menampung.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x