Soal 279 Juta Data BPJS Bocor, Indonesia Bisa Tiru China dan Rusia

- 30 Mei 2021, 12:23 WIB
BSSN membantu penyelidikan kebocoran 279 juta data penduduk Indonesia.
BSSN membantu penyelidikan kebocoran 279 juta data penduduk Indonesia. /Sumber: Pexels / Negative Space/

Malware adalah perangkat lunak yang ditujukan untuk memanipulasi hingga mencuri data digital.  Sedangkan hacking merupakan aktivitas penyusupan ke dalam sebuah sistem komputer ataupun jaringan dengan tujuan untuk menyalahgunakan ataupun merusak sistem. 

Sementara phising adalah sebuah upaya menjebak korban untuk mencuri informasi pribadi, seperti nomor rekening bank, kata sandi, dan nomor kartu kredit. 

Aksi phising bisa dilancarkan melalui berbagai media seperti e-mail, media sosial, panggilan telepon, dan SMS, atau teknik rekayasa sosial dengan memanipulasi psikologis korban. 

Baca Juga: CPNS Segera Dibuka, Berikut Jumlah yang Dibuka, Jumlah Formasi Terbanyak, Syarat dan Cara Daftar

"Ini terjadi ini dunia nyata kita, ini bukan menakut-nakuti. Ini memberi awarenesses betapa attack itu secara global terus menerus terjadi," jelasnya. 

Rudiantara meminta masyarakat rajin mengganti pin atau password secara rutin dalam menjaga keamanan data sehari-hari di era digital. Ia menganalogikan menjaga keamanan data seperti menjaga dompet.  

"Siapa yang berani simpan dompet di restoran tanpa diawasi? Semua kan disimpan di kantong baik-baik. Nah sama seperti di keamanan digital kita harus selalu ikhtiar. Ikhtiarnya apa? Dengan disiplin, dengan konsisten, menjaga kerahasiaan pin, password," ujarnya. 

Sementara itu, pakar intelijen dan keamanan Andi Wijayanto mengatakan, Indonesia sudah saatnya memperkuat teknologi di era digital untuk keamanan nasionalnya. 

"Untuk amankan siber kita, untuk memperkuat keamanan nasional kita, kuncinya teknologi," kata Andi. 

Baca Juga: Wah! Ternyata Ada Keterlibatan Asing Loh dalam Proses Amandemen UUD 1945

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah