Rajapaksa mundur dari jabatannya begitu tiba di Singapura.
Ia menghadapi kemarahan warga yang geram dengan penanganan pemerintah terhadap krisis ekonomi terparah Sri Lanka sejak merdeka dari Inggris pada 1948.
Harga kebutuhan pokok naik dengan harga tak rasional dan kebutuhan bahan bakar menjadi langka karena kebijakan salah urus pemerintah.
Puncaknya adalah ketika jutaan demonstran yang tak terbendung menguasai rumah Presiden dan perdana menteri sebagai bentuk kekecewaan mereka pada rezim Rajapaksa***