Bahkan ada optimisme akan dimulainya pengerjaan proyek tambang tembaga raksasa di Mes Aynak (terkenal sebagai salah satu deposit tembaga terbesar di dunia yang belum tersentuh, yang mengandung sekitar 450 juta metrik ton bijih senilai setidaknya US$50 miliar).
Komentar Global Times lainnya pekan lalu menegaskan bahwa China bertekad untuk mengejar kerja sama dengan Taliban untuk mengekstraksi logam tanah jarang Afghanistan yang diperkirakan bernilai antara $ 1 triliun dan $ 3 triliun.
Baca Juga: LOWONGAN KERJA TANGERANG: Dicari Segera Operator Produksi untuk PT. Soraya Interindo
Diungkapkan bahwa perusahaan pertambangan AS yang tidak disebutkan namanya telah menikmati hak istimewa eksklusif dalam mengeksploitasi sumber daya langka di Afghanistan.
Tetapi pengambilalihan Taliban atas Afghanistan “tidak diragukan lagi merupakan pukulan berat bagi kepentingan ekonomi AS," tulis The Global Times.
Pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri China menyatakan harapan bahwa “Afghanistan akan membentuk pemerintahan yang terbuka, inklusif, dan representatif secara luas, mengadopsi kebijakan dalam dan luar negeri yang moderat dan bijaksana serta sesuai dengan aspirasi rakyatnya dan harapan bersama masyarakat internasional. ”
Baca Juga: Diisukan Pindah ke Manchester City, Ronaldo Seperti Jilat Ludah Sendiri
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin juga menyatakan "harapan Beijing untuk melihat akhir awal dari turbulensi dan pemulihan tatanan ekonomi dan keuangan" di Afghanistan.
Dia mengatakan, “China siap untuk terus memainkan peran aktif dalam mempromosikan perdamaian dan rekonstruksi di Afghanistan, dan membantu bangsa untuk meningkatkan kemampuan untuk mencapai pengembangan diri dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat.”
Ini adalah waktu terdekat China untuk mengumumkan strateginya untuk mempelopori rekonstruksi Afghanistan.