Hati-hati! Ada Modus Penipuan Baru Lho, Baca Ini Sebelum Terjadi Pada Kita

16 Mei 2021, 17:47 WIB
Foto: Ilustrasi penipuan online./Pixabay/mohamed_hassan //Gisella/

Pedoman Tangerang - Sekarang ini marak terjadi penipuan berkedok jual beli secara online. Baik penjual dan pembeli, keduanya memiliki peluang yang sama untuk ditipu. 

Perkembangan teknologi dewasa ini telah mengubah cara bertransaksi masyarakat. Dulu masyarakat hanya dapat menukarkan uang dengan barang secara tunai.

Internet telah menciptakan transaksi digital yang dianggap lebih modern atau masyarakat umum mengenalnya sebagai transaksi non-tunai. Dengan transaksi non-tunai, penjual dan pembeli dapat melakukan interaksi perdagangan secara jarak jauh.

Baca Juga: 30 Hari Puasa Kok Badan Malah Tambah Gemuk? Ini 5 Tips Sederhana Mengatasinya

Realitanya, transaksi yang dibuat untuk memudahkan masyarakat tersebut tak selalu berdampak baik. Muncul celah-celah kriminal yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.

Akhir-Akhir ini masyarakat banyak mengadu tentang keresahan akibat penipuan transaksi non-tunai. Penipu (orang yang menipu) memiliki tujuan untuk meraup untung dengan cara tidak dibenarkan. 

Seperti yang dialami oleh Zizi, pemilik salah satu online shop yang menggunakan transaksi non-tunai sebagai transaksi sehari-harinya. Awalnya ia mengaku tak memiliki kecurigaan terhadap pelaku.

Baca Juga: Viral, Asyik Main Tiktok Wanita Ternyata Tak Sadar Sedang Dirampok

"Yah normal, dia mengirimkan bukti transfernya ya, pake aplikasi u*ngku ngakunya, saya sendiri baru tau aplikasinya makanya ndak curiga sih," ujar Zizi saat dihubungi, Ahad, 16 Mei 2021.

Zizi mengatakan pelaku memandu untuk bertransaksi dengan meminta mencairkan dana yang sudah ditransfer sebelumnya. Pelaku meminta untuk membuka aplikasi m-banking online. Pelaku mengirimkan sebuah kode verifikasi berjumlah 6 angka.

Baca Juga: Luar Biasa, Manuskrip Alkitabiah berusia 2000 Tahun Ditemukan di Israel

Lebih lanjut, Zizi menjelaskan, bahwa pelaku memintanya untuk membuka virtual account dan mengisi nominal jumlah dengan 6 kode verifikasi yang telah dikirimkan. Setelah itu, pelaku juga mengarahkan untuk menambahkan angka 3 di depan kode verifikasi tersebut.

"Masuk m-banking ya, trus disuruh masukin kode verifikasi, kan sebelum di-sms sama nomor yang tidak dikenal. Aku copy 6 kode itu, terus disuruh nambah angka tiga, awal aku nurut aja sih, tapi pas mau klik bayar, kok aneh, tulisannya bayar, berarti aku yang transfer dong," ujarnya. 

Zizi merasa beruntung karena sebelum melakukan transaksi tahap akhir, ia mengeceknya kembali. Ia merasa aneh dengan tombol berbunyi bayar tersebut. 

Baca Juga: Ratusan Warga London Mengecam Tindakan Brutal Israel Terhadap Palestina

Menurut Zizi, pelaku mencoba meyakinkannya dengan mengirimkan 2 buah KTP. Ia menganggap KTP tersebut tidak jelas asal-usulnya. 

"Dia ngirim bukti transfer, bisa editan ya, trus ngirim 2 buah KTP, enggak jelas siapa mereka," sebutnya. 

Zizi mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam bertransaksi di media sosial, khususnya para online shop. Ia tak mau ada korban akibat kelicikan pelaku kejahatan online.

"Hati hati ya, sekarang kan serba online, jadi kudu teliti, online shop kan cari uang, jangan sampai jadi korban penipuan," pungkasnya.***

 

Editor: Alfin Pulungan

Tags

Terkini

Terpopuler