Jaga Daya Beli Masyarakat, Ini Upaya yang Dilakukan Pemerintah

- 14 Mei 2022, 15:41 WIB
Ilustrasi pasar rakyat.
Ilustrasi pasar rakyat. /Foto: Antara.

Bhima melihat, tantangan menjaga daya beli berikut datang dari stabilitas nilai tukar rupiah dan suku bunga. Sebab, jika rupiah melemah, maka barang impor otomatis jadi lebih mahal. Imbasnya beberapa kebutuhan pokok seperti gandum, daging sapi dan kedelai bisa ikut naik harganya. 

Kemudian, lanjut Bhima, suku bunga yang naiknya berlebihan juga dikhawatirkan akan picu kontraksi ekonomi. Karena masyarakat harus tanggung cicilan lebih mahal. "Milenial yang terancam tidak bisa beli rumah makin kesulitan karena bunga KPR-nya terus naik," kata Bhima.

Apa yang Perlu Dilakukan Pemerintah? Selepas dari beragam tantangan tersebut, Pengamat Ekonomi IndiGo Network, Ajib Hamdani justru mendorong pemerintah untuk memberikan pola bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. 

Pemerintah, hanya perlu melanjutkan program-program BLT sudah ada, sebagai upaya menjaga daya beli. Misalnya program bantuan sosial (bansos) yang sudah berjalan saat ini antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), Kartu Sembako untuk 18,8 juta KPM. 

Selanjutnya BLT Minyak Goreng untuk 19,3 juta KPM, BLT Desa untuk 6,12 juta KPM, Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN) dan Kartu Prakerja. "Secara pragmatis, pemerintah menjaga daya beli masyarakat dengan pola bantuan langsung tunai," kata Ajib dihubungi terpisah. Sementara untuk jangka panjang, pemerintah harus bisa menekan angka pengangguran untuk menjaga daya beli. 

Baca Juga: Ini Dia Game Nostalgia, Cheat Senjata GTA San Andreas PlayStation 2

Berdasarkan catatan BPS, angka pengangguran di dalam negeri masih di kisaran 5,83 persen pada Q1-2022. Angka ini turun dari Q1-2021 yang sebesar 6,56 persen. "Penurunan angka pengangguran ini yang memberikan kontribusi positif terjaganya tingkat konsumsi di masyarakat," jelasnya. 

Selanjutnya, kata Ajib, pemerintah perlu menjaga kebijakan yang membuat likuiditas terus mengalir lebih banyak di masyarakat. Misalnya mempertahankan suku bunga SBI di angka 3,5 persen melalui instrumen moneter pemerintah.***

 

 

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah