Jaga Daya Beli Masyarakat, Ini Upaya yang Dilakukan Pemerintah

- 14 Mei 2022, 15:41 WIB
Ilustrasi pasar rakyat.
Ilustrasi pasar rakyat. /Foto: Antara.

Belakangan daya beli masyarakat saat pandemi COVID-19 telah menyusut. Hal ini tercermin dari konsumsi rumah tangga pada dua tahun sebelumnya tidak mampu tumbuh di kisaran 4 persen.

Pada Q1-2020 misalnya, konsumsi rumah tangga hanya mampu berada di 2,83 persen. Selanjutnya pada Q1-2021 justru alami kontraksi minus 2,21 persen.

Baca Juga: Kode Radeem Mobile Legends Terbaru15 Mei 2022, Buruan Klaim Disini Sekarang Juga

“Konsumsi rumah tangga tumbuhnya di triwulan pertama ini cukup tinggi di 4,34 persen,” katanya. 

Merujuk catatan peristiwa selama Q1-2022, daya beli masyarakat umumnya sudah mulai pulih. Hal ini terlihat dari aktivitas ekonomi masyarakat sudah melebihi dari kondisi normal.

Aktivitas ekonomi sudah mulai pulih ini membuat indeks penjualan eceran riil mampu tumbuh sebesar 12,17 persen. Kemudian, penjualan mobil penumpang pun terdongkrak tumbuh 45,95 persen.

“Untuk belanja kebutuhan sehari-hari itu sudah meningkat 27,46 dibanding kondisi normal. Kemudian juga untuk aktivitas masyarakat ritel dan tempat rekreasi meningkat,” sebutnya.

Baca Juga: Siapa Babe Haikal Hasan yang Disebut Pengkhianat Oleh Habib Bahar? Berikut Biografinya

Direktur Riset Center of Reform Economic (CORE), Piter Abdullah menilai, konsumsi rumah tangga meningkat pada Q1 2022 ini tidak sepenuhnya dikarenakan daya beli masyarakat. Ia melihat memang ada kecenderungan daya beli meningkat, namun ini disebabkan karena pulihnya sebagian aktivitas ekonomi.

“Pulihnya sebagian aktivitas ekonomi memang menyerap kembali sebagai tenaga kerja dan mengembalikan income atau daya beli mereka. Tetapi kenaikan konsumsi bukan sepenuhnya karena ini,” kata Piter, Selasa, 10 Mei 2022.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah