DPR Minta Pemerintah Lebih Serius Tangani Covid-19 agar Lepas dari Krisis Ekonomi

- 31 Juli 2021, 13:05 WIB
Ir Hafisz Thohir, Anggota Fraksi PAN
Ir Hafisz Thohir, Anggota Fraksi PAN /

Pedoman Tangerang - Anggota Komisi XI DPR RI Hafisz Tohir meminta pemerintah segera merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi.

“Pemerintah masih bertahan dengan proyeksi sesuai APBN yaitu 5%, seharusnya target ini harus direvisi karena postur APBN pasti akan mengalami adjust dibbrpa pos-pos mata anggaran,” katanya.

Hal ini menurutnya lantaran revisi dari Bank Indonesia terhadap Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang selalu mengarah ke tren negatif yaitu penurunan.

“Bank Indonesia telah melakukan 3 kali revisi tehadap Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021, proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI direvisi menurun dimana sblmnya prediksi BI pada 27 Januari adalah 4,8%-5,8% dengan titik tengahnya: 5,3%,” jelasnya dalam keterangan pers pada Sabtu, 31 Juli 2021.

Baca Juga: Puan: Antisipasi Dampak Lonjakan Covid-19 di Luar Jawa dan Bali

Politisi Asal Dapil Sumsel I F-PAN tersebut juga merinci tren tersebut yang harus dijadikan alarm bagi pemerintah.

“Berikut 3 kali perubahan yg tlh dilakukan oleh BI dgn perincian sbb pertama Pada 25 Februari: 4,3%-5,3% dengan titik tengah 4,8% kedua Pada 23 April: 4,1%-5,1% (dgn titik tengahnya 4,6% dan ketiga Pada 23 Juli: 3,5%-4,3% (3,9%),” imbuhnya.

Hafisz pun menguatkan data tersebut dengan koreksi dari laporan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait proyeksi ekonomi Indonesia.

“Sementara itu Dana Moneter Internasional (IMF) telah melakukan koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 3,9% tahun 2021, demikian Laporan World Economic Outlook edisi Juni 2021, ini hampir mirip dan sama dengan koreksi Bank Indonesia yang terakhir yaitu koreksi pada tanggal 23 Juli 2021,” tuturnya.

Baca Juga: Siapa Sarimin Ismail yang Jadi Google Doodle Hari ini

Hafisz pun meminta agar pemerintah serius dalam menangani Covid-19 agar Indonesia segera terlepas dari krisis akibat pandemi ini mengutip pernyataan dari pakar ekonomi, Bima Yudhistira.

“Bahkan jika menurut Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira dengan adanya tekanan mobilitas & pembatasan sosial, maka proyeksi ekonomi RI bisa saja tdk akan tumbuh diangka 3,9%, melainkan diproyeksi hanya tumbuh dikisaran -0,5% hingga 2% saja."

“Ini tentu akan mengkhawatirkan kita semua dengan demikian sudah seharusnya pemerintah menjadikan penangan pandemi covid 19 sebagai titik ukur akankah kita bisa keluar dari krisis ini. Akankah ekonomi akan bisa tumbuh dengan baik atau sebaliknya,” tuturnya.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Meminta Presiden Joko Widodo Lengserkan Anies Baswedan dari Pemerintahan, Cek Faktanya!

Hafisz juga mengatakan Indonesia baru saja dinyatakan turun kelas oleh Bank Dunia (World Bank), dari kelompok negara berpendapatan menengah atas (Upper-middle income) menjadi negara berpendapatan menengah bawah (Lower-middle income).

“Ini akan menambah daftar PR pemerintah untuk dapat naik kelas kembali, diperlukan waktu dan kinerja yang lebih berat lagi untuk mencapai Gross National Income (GNI) per kapita sebesar 4.090 US dolar, untuk dapat naik kelas kembali menjadi Negara Berpendapatan Menengah Atas (Upper-middle income),” pungkasnya.***

Editor: Rahman Sugidiyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah