Keamanan Rokok Alternatif Butuh Kajian Mendalam

- 5 Juli 2021, 17:35 WIB
 Rokok elektrik (vape) dan rokok konvensional
Rokok elektrik (vape) dan rokok konvensional /

Pedoman Tangerang - Belakangan tren rokok alternatif seperti rokok elektrik mulai beredar di kalangan masyarakat.

Di sini perlu pengkajian apakah produk rokok alternatif bisa dikatakan lebih aman dari rokok konvensional yang menggunakan tembakau.

Hasil dari kajian ilmiah tersebut dapat dijadikan landasan untuk membuktikan bahwa produk rokok alternatif seperti rokok elektrik memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok sehingga dapat dijadikan solusi untuk menekan prevalensi merokok.

Baca Juga: Banyak Artis Tutup Usia, Yusuf Masyur Ajak Bersyukur Diberikan Sehat Di Masa PPKM Darurat
 
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo mengatakan dalam keterangan tertulis, Senin, kajian ilmiah memiliki peran penting untuk kehadiran dan penerimaan produk rokok alternatif di masyakarat. 

"Dengan adanya hasil kajian ilmiah, para pembuat kebijakan diharapkan dapat merumuskan regulasi yang sesuai dengan profil risiko dan karakteristik dari produk hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) bukan berdasarkan asumsi," kata Bimmo.
 
Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya, sependapat dengan Bimmo. Menurutnya, industri produk tembakau alternatif perlu mendorong kajian ilmiah yang masif.

Baca Juga: 10 Stasiun Kereta Api Ini Menyediakan Vaksinasi Gratis, Apa Saja?

Sebab, sampai saat ini, masih banyak persepsi di publik bahwa produk tembakau alternatif bukanlah solusi bagi perokok dewasa untuk beralih dari produk yang berisiko tersebut.

Produk ini bahkan dianggap lebih berbahaya dari rokok.
 
"Memang sebaiknya dilakukan kajian sebanyak-banyaknya untuk melihat dampak dari penggunaan produk ini, apakah betul sesuai dengan tujuan utamanya yaitu untuk para perokok dewasa yang tidak dapat berhenti merokok. Daripada terus menggunakan merokok, lebih baik beralih ke produk yang risikonya rendah," kata Amaliya.

Baca Juga: Hampir Semua Pasien Covid-19 Meninggal Di Rumah Sakit, Benarkah?
 
Amaliya melanjutkan kajian terhadap produk tembakau alternatif sudah banyak dilakukan di luar negeri.

Kajiannya meliputi aspek sosial budaya, persepsi karakteristik dan kondisi kesehatan pengguna.

"Tapi memang masih sangat terbatas di Indonesia tentang penelitian produk tembakau alternatif ini," katanya.

Baca Juga: Jangan Keburu Teriak Cina Masuk Indonesia, Pemerintah Bilang Mereka Sudah dari Bulan Juni 2021
 
Berdasarkan sejumlah kajian di dalam dan luar negeri telah membuktikan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.

Oleh karena itu, Amaliya menilai produk ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah rokok.

Dalam menanggulangi epidemi merokok ini ternyata tidak bisa dengan dua opsi, berhenti atau mati.

Baca Juga: DPR Minta Pertanggungjawaban Pemerintah Soal Catatan 'Dosa' Anggaran Covid-19

Untuk menanggulangi adiksi ini, dari beberapa konsep tidak bisa langsung menghapuskan sampai nol,ungkapnya.
 
Amaliya juga mendukung pemerintah menyiapkan regulasi khusus berbasis kajian ilmiah bagi produk tembakau alternatif.

Tujuannya agar produk ini tidak disalahgunakan.

Baca Juga: Antisipasi Kekurangan Lahan, Pemkot Tangerang Tambah 3 Hektar Areal Pemakaman Khusus Jenazah Covid-19

"Jadi produk ini hanya ditujukan bagi perokok yang tidak dapat berhenti merokok. Kalau yang mau berhenti dan bisa, ya langsung saja, itu lebih baik. Tapi kalau tidak bisa, daripada diteruskan merokok, lebih baik beralih ke produk tembakau alternatif," tutup Amaliya.***

Editor: R. Adi Surya

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah