Ramadhan Berkah, Kultum Sebelum Berbuka Puasa: Kearifan Islam Atas Tradisi Lokal

- 14 Maret 2023, 19:30 WIB
Ramadhan Berkah, Kultum Sebelum Berbuka Puasa: Kearifan Islam Atas Tradisi Lokal.
Ramadhan Berkah, Kultum Sebelum Berbuka Puasa: Kearifan Islam Atas Tradisi Lokal. /Pixabay.com/mohamed_hassan

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu,” (QS. alMaidah 3).

Masih dalam konteks Islam sebagai penyempurna peradaban manusia, ada penegasan Allah dalam surat AlAn’am ayat 115 “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (AlQuran) sebagai kalimat yang besar dan adil.

Tidak ada yang dapat merobah- robah kalimat-kalaimat-Nya, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Kedua, Nabi Muhammad diutus Allah sebagai khatamul ambiya’ dan sekaligus sebagai Nabi akhir zaman.

Dengan berakhirnya masa kenabian, maka Allah tidak lagi mengangkat Nabi, karena semua sudah dinilai cukup, dan manusia tinggal mengembangkan dan meniti jalan yang sesuai dengan prinsip keislaman dan kenabian.

Oleh karena itulah, agama Islam yang disyariatkan kepada Nabi Muhammad SAW ini sebagai agama terakhir.

Dua argumentasi di atas akan membenarkan bahwa Islam hadir di tengah-tengah perkembangan peradaban dan tradisi masyarakat yang sudah dihasilkan sejak sebelum Islam dan kenabian Muhammad datang.

Ini menandakan pula bahwa Islam akan berhadapan dan berinteraksi dengan peradaban manusia yang relatif mapan.

Dalam menghadapi peradaban dan tradisi masyarakat yang sudah demikian maju dan mapannya, maka kadang kala terjadi gesekan atau bahkan permusuhan, karena masing-masing pemangku tradisi merasa terganggu.

Sebut saja nama Abu Jahal sebagai simbol perlawanan kepada Nabi Muhammad, karena merasa terusik peradaban dan tradisi nenek moyang mereka dari kehidupan maysarakat jahiliyah ketika awal Islam berkembang.

Halaman:

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x