Utang Puasa Belum Terbayar, Tapi Sudah Ramadhan Lagi? Ini Kata Empat Imam Mazhab.

- 7 Maret 2023, 13:00 WIB
Lima keutamaan puasa Ramadhan yang dijanjikan oleh Allah SWT melalui RasulNya yang harus diketahui oleh umat Islam./Pixabay/mohamed_hassan
Lima keutamaan puasa Ramadhan yang dijanjikan oleh Allah SWT melalui RasulNya yang harus diketahui oleh umat Islam./Pixabay/mohamed_hassan /

Ustadzah Maharati mengatakan, bisa disimpulkan teks di atas menurut Az-Zaila'i, jika seseorang memiliki hutang puasa pada Ramadhan yang telah berlalu dan belum dibayar (qadha) sampai datang Ramadhan selanjutnya, maka (di bulan Ramadhan itu) dia belum boleh melakukan qadha.

"Dia harus berpuasa dulu untuk Ramadhan tahun tersebut. Kemudian setelah bulan Ramadhan berlalu baru melakukan qadha puasanya, dan tidak wajib baginya membayar fidyah," kata Ustazah Maharati dalam bukunya yang diterbitkan Rumah Fiqih Publishing.

Mazhab Al-Malikiyah
Ibnu Abdil Barr salah satu ulama rujukan dalam Mazhab Al-Malikiyah di dalam kitabnya menulis seperti ini.

Seseorang yang mempunyai kewajiban puasa Ramadhan kemudian tidak puasa dan mengakhirkan qadha sampai masuk Ramadhan berikutnya, sedangkan ia mampu untuk melakukan qadha (sebelum datang Ramadhan kedua), maka jika dia tidak puasa pada Ramadhan tersebut wajib baginya melakukan qadha hari-hari yang ditinggalkanya dan memberi makan orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan satu mud dengan ukuran mud Nabi Muhammad SAW.

"Intinya beliau (Ibnu Abdil Barr) memiliki pandangan berbeda dengan umumnya ulama mazhabnya. Beliau justru mewajibkan fidyah ketika tidak ada udzur dalam penundaanya," jelas Ustadzah Maharati.

Mazhab Asy-Syafiiyah
An-Nawawi yang merupakan mujtahid murajjih dalam Mazhab Asy-Syafiiyah menulis dalam kitabnya Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab sebagai berikut.

Ketika seseorang menunda qadha sampai masuk Ramadhan berikutnya tanpa udzur maka dia berdosa, dan wajib baginya berpuasa untuk Ramadhan yang kedua, dan setelah itu baru melakukan qadha untuk Ramadhan yang telah lalu.

Juga wajib baginya membayar fidyah untuk setiap hari yang ia tinggalkan dengan hanya masuknya Ramadhan kedua. Yaitu satu mud makanan beserta dengan qadha.

"Beliau (An-Nawawi) berpendapat wajib qadha sekaligus membayar fidyah karena menunda qadha sampai masuk Ramadhan berikutnya, dan menganggap pelakunya telah berdosa ketika melalaikan qadha' tanpa ada udzur syar’i," ujar Ustadzah Maharati.

Mazhab Al-Hanabilah
Ibnu Qudamah salah satu faqih dari kalangan madzhab Al-Hanabilah menuliskan dalam kitabnya Al-Mughni sebagai berikut.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x