Wabil Hadi Rosulillah
Wakulli Mujahidin lillah
Bi Ahlil Badri Ya Allah
Kyai Ali kemudian menyerahkan naskah syairnya ke berbagai majelis, kyai dan pesantren agar para ulama, santri, dan masyarakat yang religius melawan fitnah politik dengan shalawat Nabi dan Ahli Badar.
Makin lama popularitas Shalawat Badar makin diakui. Liriknya yang indah dan mudah dihafal, nadanya yang empuk tapi sederhana, tak sadar membuat orang ikut bernyanyi ketika shalawat ini dilantunkan.
Baca Juga: Kutuk Rusia di Forum G20, Menkeu Amerika: Mereka Bertanggungjawab Penuh atas Krisis Global
Shalawat Badar akhirnya diterima oleh masyarakat sehingga berhasil menandingi lagu PKI 'Genjer-genjer'.
Bila melihat isi shalawatnya maka tak bisa lepas dari kondisi zaman saat itu. Banyak rakyat yang susah mencari makan karena perang sesama anak bangsa.
Dalam keputusan Muktamar ke-28 NU di Krapyak, Yogyakarta, Shalawat Badar dikukuhkan menjadi Mars Nahdlatul Ulama (NU).