Pedoman Tangerang - Shalatullah salamullah alaa thaha rasulillah. Shalatullah salamullah alaa yasin habibillah. Siapa yang tak kenal Shalawat Badar? Shalawat yang paling digemari dan dinyanyikam oleh Muslim Indonesia baik di masjid, majelis ta'lim, bahkan sekedar iseng dilantunkan saat tengah melakukan perjalanan.
Namun tahukah anda bahwa Shalawat Badar ini memiliki sejarah yang cukup heroik. Ia adalah shalawat yang digunakan oleh ulama Nusantara untuk menentang dominasi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Para Kyai dan santri pada dekade 50-60an merasakan betapa kuat pengaruh PKI di desa-desa.
Banyak petani, buruh, wong cilik yang ikut jadi PKI dan banyak warga desa yang simpati pada PKI.
Baca Juga: Divonis Sesat oleh Para Ulama, Ini Jawaban Cerdas Nasruddin Hoja
Untuk menangkalnya, warga NU melantunkan Shalawat Badar sebagai tabaruk dan tawassul kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan para sahabat ahli badar.
Berawal dari Kegelisahan
Ia adalah Kyai Ali Manshur, lahir di Kota Jember pada tahun 1921 dari keluarga ulama yang taat pada agama.
Sedari muda, Kyai Ali Manshur sudah bertekad untuk fokus belajar dan mencari ilmu. Ia belajar dari pesantren ke pesantren.