Kampung Budaya Ini Pertahankan Tradisi Turun Temurun Sunan Kalijaga

- 21 Mei 2021, 08:00 WIB
Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga. /Tangkapan layar YouTube/Harley Prayudha Channel

Pedoman Tangerang - Islam di Jawa kaya dengan tradisi. Apapun yang berkaitan dengan hari besar disitu selalu ada perayaan.  Hari Raya Idul Fitri sebagai Hari Besar Islam adalah hari raya terbesar dalam peringatan dan perayaan salah satunya seperti Riyoyo Kupatan.

Riyoyo Kupatan sebagai ajaran Sunan Kalijaga sampai saat ini masih lestari terselenggara dimana mana meski telah mengalami penurunan dan pergeseran pelaksanaan. Riyoyo Kupatan adalah salah satu rangkaian dari Lebaran Idul Fitri dimana umumya diselengarakan H+7 bulan Syawal Tahun Hijriyah.

"Makna lebaran adalah selesai, selesai menjalankan ibadah puasa, maka setelah selesai kita semua wajib meleburkan dosa dosa (leburan) kita dengan saling maaf memaafkan." Ungkap Ki Demang dalam acara Riyayan Kupatan di Kampung Budaya Polowijen Rabu Malam (19 Mei 2021).

Baca Juga: Ayah Kandung Penganiaya Balita di Tangsel Ditangkap, Wakil Walikota Apresiasi Kepolisian

Kita juga bisa saling meluberkan rizki kita dengan saling berbagi (luberan) makanan atau memberikan sesuatu pada saudara, kerabat, teman sehingga kita bisa melaburkan diri kita (laburan) mensucikan diri kembali ke putih maknanya bersih. Ungkap Pria Penggagas KBP dalam sambutannya sebelum memimpin doa ala jawa dalam sesi Wilujengan Kupatan Riyayan.

Isa Wahyudi nama asli Ki Demang juga mengungkapkan makna filosofi kupatan diambil dari bahasa arab kaffatan dan lidah orang jawa menyebutnya kupatan artinya adalah kesempurnaan.  Kesempunaan manusia apabila saling maaf-memaafkan, saling berbagi dan memberi serta saling menjalin silaturahmi.

Acara Kupatan yang diselengarakan Kampung Budaya Polowijen
Acara Kupatan yang diselengarakan Kampung Budaya Polowijen

Makna simbolis lain ketupat kenapa memakai janur kuning agar kembali bersinar seperti Nur Muhammad. Ketupat dibuat dengan melilitkan janur satu dengan yang lain dengan maksud terjalin tali silaturahmi serta bersudut empat dan lima yang berati kiblat papat tengah pancer dan memakai beras dan ketan agar badan ini waras dalam ikatan.

Baca Juga: Ini Pernyataan Resmi Kominfo Soal Dugaan Kebocoran Data 279 Juta Warga RI

Persiapan Riyayan Kupatan di KBP sebenarnya dlakukan satu hari sebelumnya dimana warga bersama sama merangkai ketupat. Pada hari Rabu sore sebelum acara inti dllakukan sebagian warga menabuh gamelan. Acara dimulai dengan tembang mocopat dan di buka dengan Tari Beskalan yang makna filosofinya bahwa Riyayan Kupatan sebagai penanda segeralah dimulai program, kegiatan pelestarian seni budaya kembali seperti jadwal biasanya.

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah