Info Kenaikan BBM: Penyebab , Alasan Hingga Dampak Bagi Masyarakat

- 31 Agustus 2022, 16:58 WIB
Cek! Update Harga BBM Pertamina Hari Ini di Seluruh SPBU Provinsi DKI Jakarta. /ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Cek! Update Harga BBM Pertamina Hari Ini di Seluruh SPBU Provinsi DKI Jakarta. /ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif /

Pedoman Tangerang - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Pemerintah melalui para Mentero-Menterinya hingga Presiden Jokowi sekalipun telah memberikan sinyal keras mengenai harga BBM jenis Pertallite dan Solar Subsidi akan naik.

Pemerintah berencana menaikkan harga BBM Bersubsidi, yaitu Pertalite dan Solar. Ini disinyalir karena beban subsidi BBM dan kompensasi energi yang membengkak hingga Rp 502 triliun pada tahun 2022 ini.

Baca Juga: Atasi Penyebaran HIV/AIDS, Wagub Jabar Minta Para Istri Izinkan Suaminya Berpoligami

Dilansir dari berbagai sumber, Direktur Eksekutid Energy Watch, Mamit Setiawan mengungkapkan penyebab harga BBM harus naik adalah penyesuaian harga BBM Subsidi yang tidak bisa dihindari.

Menurut Mamit, saat ini harga mintak lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti diketahui, saat ini harga minya mentah dunia berada di atas US$ 100 per barel.

Terlebih, Indonesia menjadi salah satu negara net importir minyak, sehingga pemerintah harus menggelontorkan dana lebih untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri.

"Melalui kenaikan ini dapat mengurangi beban subsidi energi yang saat ini sangat tinggi. Sudah cukup kita membakar uang kita di jalan. Seharusnya subsidi bisa dialihkan secara langsung kepada masyarakat miskin dan sektor lain yang membutuhkan," ujar Mamit kepada wartawan dilansir dari berbagai sumber.

Baca Juga: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Dikabarkan Wafat Hari Ini

Sementara itu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menerangkan kemampuan APBN untuk menanggung subsifi energi sebesar Rp 502 triliun untuk menutupi selisih harga keekonomian BBM, Gas, dan Listrik yang diasalurkan oleh Pemerintah dan PLN kepada masyarakat dinilai terlalu tinggi.

Masih dilansir dari berbagai sumber, kenaikan harga BBM ini mempunyai dampak yang cukup rentan bukan hanya pada inflasi yang tinggi, tapi juga meningkatkan jumlah orang miskin di Indonesia.

"Dampak dari naiknya harga BBM jenis subsifi cukup luas, mulai dari inflasi umu yang tinggi bisa menyentuh 7 persen jika kenaikan harga 30 persen, hingga naiknya orang miskin," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bima Yudhistira, dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: Belum Pernah Tersorot! Sosok Brigadir Romer yang Hendak Ambil Pistol Ferdy Sambo

Bima menuturkan, salah satu yang terdampak dari kenaikan harga BBM ini yakni petani yang membutuhkan BBM Subsidi untuk mengantar hasil panen ke pasar, hingaga sampai ke tangan konsumen.

Di sisi lain, Bhima menilai kenaikan haga BBM Subsidi ini akan merembet ke berbagai jenis energi lainnya seperti elpiji 4nkg, listrik, bahkan kenaikan BBM non subsidi.

Lebih lanjut, Bhima menjelaskan salah satu dampak terburuk kenaikan harga BBM Subsidi ini yakni Indonesia yang tengah mendekati tahun politik. Ini membuat banyak resiko yang tentunya harus dikaji lebih dalam oleh pemerintah.

Baca Juga: Imbas Kenaikan Bbm, Jokowi Umumkan Akan Berikan Bansos

Gejolak politik sangat riskan terjadi, dan bisa berdampak pada seluruh pencapaian ekonomi selama ini.

"Yang terburuk adalah risiko gejolak politik, dan berdampak terhadap seluruh pencapaian ekonomi. Konteksnya mendekati tahun politik, 2023-2024 dan itu sangat riska. Ditambah kenaikan harga BBM akan memukul masyarakat kelas menengah dan bawah sekaligus. Bansos tidak bisa meng-cover semua lapisan yang terdampak. Akibatnya bisa menciptakan sosial unrest," tegas Bhima.***

 

 

 

 

Editor: Araf Mukhtar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah