Pengamat Komunikasi Politik Nilai Respons Jokowi Soal Kritik BEM UI Sangat Normatif

- 30 Juni 2021, 09:30 WIB
Pengamat Komunikasi Politik, Jamiluddin Ritonga.
Pengamat Komunikasi Politik, Jamiluddin Ritonga. /Foto: Dok. Pribadi.

Pedoman Tangerang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku tak keberatan dengan kritik BEM UI yang menjulukinya "The King of Lip Service".

Jokowi mengaku sudah kebal dengan berbagai julukan yang dilontarkan terhadap dirinya sejak dulu. Julukan itu mulai dari klemar-klemer, plonga-plongo, otoriter, bebek lumpuh, bapak bipang, hingga yang terakhir the king of lip service.

Kendati dihujani banyak julukan yang menyinggung pribadi Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya tata krama dan nilai sopan santun.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan respons Jokowi itu tak ada yang istimewa, meski sang kepala negara membawa-bawa kultur budaya bangsanya sendiri.

Baca Juga: Viral! BEM UI Dipanggil Gegara Meme 'Jokowi The King of Lip Service', DPR: Jangan Sampai Bungkam Daya Kritis

"Respons Jokowi itu tidak ada yang istimewa, semuanya normatif yang memang selayaknya disampaikan seorang pemimpin di negara yang menganut demokrasi," kata Jamiluddin kepada Pedoman Tangerang, Rabu, 30 Juni 2021.

Jamiluddin menerangkan, di negara demokrasi seperti Indonesia, kebebasan berpendapat memang dilindungi oleh negara. Sebab itu, normal saja kalau Jokowi mengatakan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi.

Justeru akan aneh kalau Jokowi mengatakan sebaliknya. Jokowi malah akan dinilai keluar dari koridor negara demokrasi.

"Peringatan Jokowi bahwa bangsa ini memiliki budaya tata krama dan nilai sopan santun juga sudah kerap disampaikan pemimpin negeri ini. Soeharto termasuk yang sering menyatakan hal itu dalam berbagai kesempatan," katanya.

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah