Mengenal Francisca Fanggidaej, Pejuang yang Dihapus Dari Sejarah Bangsa

- 30 September 2021, 19:10 WIB
Ilustrasi G30S/PKI.
Ilustrasi G30S/PKI. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol /

Pedoman Tangerang - Nama Francisca Fanggidaej telah dihilangkan paksa dari sejarah Indonesia. Masa mudanya dia habiskan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Namun di hari tua, dia menutup mata untuk terakhir kali di tanah asing, setelah menjadi eksil selama puluhan tahun, berpisah dengan anak-anaknya tercinta.

Ketika peristiwa G30S terjadi, Sisca, begitu dia akrab disapa, tengah bertugas di luar negeri. Anggota DPR Gotong Royong ini memang bertugas di Komisi Luar Negeri sehingga waktunya lebih banyak digunakan untuk tugas diplomasi.

Pada 1964, dia ikut rombongan Presiden Sukarno untuk menghadiri persiapan Konferensi Asia Afrika ketiga di Aljazair. Kemudian, dia terbang ke Helsinki untuk menghadiri Konferensi Perdamaian Sedunia pada 1965.

Tidak lama kemudian, Sisca menghadiri kongres Organisasi Jurnalis Internasional di Chile, 28 Oktober 1965. Sejak saat itulah dia tidak pernah bisa pulang ke Indonesia setelah meletus G30S.

Kemudian dia menghadiri Konferensi Trikontinental di Havana, Kuba, pada Januari 1966. Paspornya sudah dianggap tidak berlaku mulai saat itu. Beberapa sumber menyebut, Francisca berpindah-pindah sampai akhirnya tinggal di Belanda pada 1985.

Dalam memoar berjudul “Memoar Perempuan Revolusioner” yang ditulis oleh bekas tahanan politik 1965, Hersri Setiawan, Francisca menulis bahwa peristiwa G30S “sama sekali di luar pikiranku” dan menyebutnya seperti "halilintar di siang bolong”, dia mengaku “sama sekali tidak tahu, apalagi mengerti”.

Diplomasi Internasional

Perempuan kelahiran 16 Agustus 1925 tersebut memegang peran penting di masa kemerdekaan. Peneliti sejarah Ita Fatia Nadia menyebutkan, Francisca terlibat dalam beberapa momen penting, seperti upaya diplomasi keluar negeri untuk mencari dukungan internasional.

Dalam wawancaranya dengan BBC Indonesia, dia bercerita bahwa Presiden Soekarno kala itu menunjuk langsung Francisca, untuk berbicara bahwa kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan yang digagas atau diperjuangkan oleh rakyat Indonesia untuk melawan kolonial.

“Soekarno mengatakan kepada Francisca, ‘kamu yang harus pergi’ berkeliling dunia, berkeliling ke negara-negara yang sedang memperjuangkan kemerdekaan, terutama di Asia, Amerika Latin, dan Eropa,” kata Ita.

Halaman:

Editor: Ahmad Rafid Fadli Mukhtar

Sumber: Perempuan Indonesia Satu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x