BMKG Peringatkan Indonesia Akan Memanas, Tanda-tandanya Ada di Kalimantan

- 16 November 2023, 10:00 WIB
BMKG Peringatkan Indonesia Akan Memanas, Tanda-tandanya Ada di Kalimantan
BMKG Peringatkan Indonesia Akan Memanas, Tanda-tandanya Ada di Kalimantan /X.com/

Pedoman Tangerang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu global tengah meningkat, seiring dengan gejala yang telah terjadi di Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi V DPR RI, 9 November 2023, bahwa peningkatan suhu global telah terpantau sejak tahun 1950, dengan lonjakan khusus terjadi pada tahun 1980 sebagai dampak dari aktivitas industri.

“Dari grafik ini terlihat, miringnya grafik mulai dari tahun 1920 sampai 1950 ini miringnya landai, namun setelah 1980, miringnya semakin curam,” ungkapnya

“Dan telah terukur adanya kenaikan suhu hingga 2023 adalah sebesar kurang lebih 1,2 derajat Celsius dibandingkan tahun di masa sebelum revolusi industri, yaitu 1850 hingga 1900. Itu menjadi baseline adalah masa sebelum revolusi industri,” lanjutnya.

Baca Juga: Pemerintah Tambah Subsidi Motor Listrik Menjadi Rp10 Juta

Dalam rentang 8 tahun terakhir, dari 2016 hingga 2023, BMKG mencatat rekor suhu tertinggi sepanjang sejarah.

Anomali suhu di 2022 secara global terpetakan dengan zona kuning semakin tua menjadi oranye. Semakin tua menuju merah artinya wilayah tersebut mengalami anomali suhu atau kenaikan suhu dibandingkan suhu rata-rata 1991 hingga 2020.

“Seperti contoh di wilayah Afrika ke arah utara, ke arah Eropa, itu ada warna merah tua. Artinya di tahun 2022 sudah mengalami kenaikan suhu mencapai 2 derajat Celsius, lebih panas dibandingkan suhu rata-rata tahun 1991-2020,” tuturnya. 

Baca Juga: Fatwa Terbaru MUI, Ini 30 Deretan Produk yang Dilarang Dibeli, Cek Daftarnya

Kepala BMKG pun mengungkap tren kenaikan suhu itu terjadi di RI.

“Termasuk Kalimantan [kenaikan suhunya] mencapai 0,25 derajat Celsius dan yang lebih tua warnanya itu mencapai 0,5 derajat Celsius dibanding suhu rata-rata dibanding tahun 1991-2020,” tuturnya.

Dwikorita mengatakan penyebab panas yang makin meningkat ini adalah pemanasan global imbas emisi gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida (CO2).

Hal ini termonitor pula di Global Atmospheric World Bukit Kototabang, Bukittinggi, Sumatra Barat.

Dwikorita mengungkap stasiun ini sejak 2004 memantau lonjakan CO2. Yakni, dari sekitar 370 ppm (bagian per sejuta) konsentrasi CO2 pada 2004, menjadi lebih dari 410 ppm pada 2023. Pengamatan terkini menunjukkan angka 415,1 ppm.

“Padahal Bukit Kototabang itu di tengah hutan, tidak di Jakarta, tidak ada polusi. Sehingga bisa dibayangkan, di tengah hutan pun konsentrasi CO2 sudah melompat,” cetusnya.

Peningkatan konsentrasi CO2 ini, kata dia, mengakibatkan selubung gas rumah kaca di atmosfer yang menghambat terlepasnya radiasi Matahari kembali ke angkasa. Ujungnya, Bumi makin panas.

“Es Jaya Wijaya (Papua) akan punah diprediksi tahun 2025 dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi,” Dwikorita memperingatkan.

Demikian ulasan tentang Indonesia yang akan memanas di Kalimantan.***

Editor: Abdul Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah